Kawan, Jangan Lupakan Sejarah (Catatan Harian yang Tercecer)
Dokumen Pribadi |
Setiap orang punya sejarah dalam
kehidupannya, tentunya sejarah atau kenangan yang selalu membekas dihati tak
akan pernah terlupakan. Ada kenangan manis, ada pula kenangan pahit. Maka
segala peristiwa yang pernah singgah jadikan pembelajaran dimasa mendatang.
Kawan, ingatkah saat kita bersama
mengukir sejarah. Berpacu agar bisa diterima pada sebuah sekolah di kaki Gunung
Merapi. Memilih untuk tinggal diasrama berjauhan dengan keluarga. Bersaing
dengan puluhan siswi yang juga punya keinginan sama. Kita hanya 33 orang putri yang
berhasil diterima pada kelas program khusus itu. Kelas dimana kita harus
menguasai dua bahasa Asing serta harus bisa membaca kitab-kitab berbahasa Aran
tanpa baris. Di awal belajar, kita hanya mampu menangis, lantaran sulitnya membaca
huruf-huruf arab gundul. Tapi apa daya, kita tak bisa mengadu merengek akan
sulitnya pelajaran kepada orangtua, sebab kita kesani murni atas keinginan
sendiri.
Kawan, masih ingatkah kalian di
awal-awal masa perkenalan asrama. Kita dihadapkan pada masa-masa orientasi,
baik itu diasrama maupun orientasi disekolah yang cukup melelahkan. Kita di
bangunkan pukul 4 pagi, di paksa mandi dengan suhu 17 derajat celcius. Mulut –
mulut kita keluar asap ketika berbicara, pakaian dilemari pun terasa sejuk.
Kita harus kompak, begitu yang selalu di dengungkan para senior. Oleh mereka
kita didik untuk bisa berprilaku sopan. Bertutur kata yang baik Patuh dan hormat kepada yang lebih tua. Kita
disuruh segala macam arahan oleh mereka, mulai dari menyanyi, membaca puisi,
menghitung luas aula asrama dengan jengkal dan banyak lagi yang tak pernah
terpikirkan sebelumnya. Masa orientasi selama seminggu itu memang menjadi mimpi
buruk buat kita. Namun justru dikemudian hari, itu menjadi kenangan manis yang
tak pernah terlupakan.
Kawan, masih ingatkan kalian,
ketika kegiatan sekolah telah bejalan. Kita pun berjalan maju melupakan masa
lalu, mengubur kenangan jahiliyah kita dimasa A Be Ge. Memutuskan untuk
melupakan sang kekasih, mengganti celana jins dengan rok panjang. Memakai baju
longgar, jilbab kita semakin menutupi dada dan segala konsumsi bacaan kita yang
dulunya adalah majalah Aneka Yess, Majalah Gadis dan majalah HAI bertukar
dengan majalah Annida, Sabili dan buku-buku Islami. Kitapun menjadi lebih
religi. Menunduk malu menjaga pandangan ketika bertemu yang bukan muhrim. Di
mana masa itu, usia kita belumlah genap 17 tahun, namun kita telah berpikiran
jauh dengan berkomitmen tidak ada pacaran sebelum pernikahan.
Masa remaja kita sungguh menyenangkan,
walau tanpa pacaran, merayakan valentine apalagi untuk nonton di bioskop, kita
meletakkan cinta Allah diatas segala-galanya. Karena kita adalah para gadis
lugu yang mondok pada sebuah desa dikaki gunung Merapi dan Singgalang. Hari –
hari kita disi dengan tilawah Al Qur’an, diskusi seputar permasalahn agama juga
membahas kitab tanpa baris.
Kawan, 15 tahun sudah kita
meninggalkan sekolah itu, Jika saat ini kita masih seperti dulu, itu adalah doa
dari para asatiz agar kita tetap istiqamah. Namun jika saat ini kita tak lagi bisa
menjaga aurat, atau lagi dalam dilema, merasa diri futur, maka jangan lupakan sejarah, bahwa dulunya kita adalah seorang
santri yang pernah berpakaian rapi, menutup aurat secara sempurana.
#Dari seorang teman yang sangat
merindukan teman-teman seperjuangan.
Images : Web Wikipedia |
Tulisan ini diikut sertakan dalam One Day One Posting Blogger Muslmah Indoensiaa
#ODOPOKT1
9 komentar
trimakasih telah meninggalkan komentar di blog ini
ReplyDeletekangen ya Mbak dengan masa-masa sekolah. Sejarah yang sungguh amat tak terlupakan
ReplyDeleteiya mbak, banyak kenangan dan sejarah terukhir
DeleteJadi kangen masa sekolah dulu...
ReplyDeleteSalam untuk semua teman seperjuangannya, Mbak..:)
ReplyDeleteSenangnya saat mengingatnya..bikin kita semangat lagi yaaa
Duh yang lagi kangen. Saatnya reuni mungkin :)
ReplyDeletejadi kangen ma kawan seperjuangan ....
ReplyDeletemasa remaja itu paling enak lho. Ngga perlu mikirin tagihan listrik, air bayaran sekolah dan yang lainnya.
ReplyDeleteDuh emak jadi curcol di marih
Sejarah itu memang memiliki arti luas ya. Biar bagaimana pun masa lalu kita yang membentuk kita saat ini, enggak boleh dilupakan begitu saja.
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungannya