Empat bulan lalu, saya memutuskan untuk merantau (merantau versi saya) ke kota Solok Sumatera Barat, aslinya ikut suami pulang kekampung halamannya. Dengan berbagai pertimbangan demi pendidikan anak-anak salah satunya, salah duanya untuk menjalani kehidupan yang lebih tenang, nyaman wkwkwk. Pastinya pilihan untuk tinggal di kampung untuk menghindari hiruk pikuk kota yag bikin pening kepala, halaaaahhh :-) :-) . Eh, enggak ding, maksudnya pak suami sangat dibutuhkan kiprahnya di kampung halaman. Ladang belasan hektar nganggur tak ada yang mengurus, jadilah kami yang telah 12 tahun membangun bahtera rumah tangga, hidup di kepulauan mesti kembali ke gunung. Berat sih awalnya buat saya, namun sebagai istri tentu harus mendukung keputusan suami. Karena orang tua dan keluarga saya semuanya di Tanjungpinang, jadilah pas liburan sekolah saya dan anak-anak pulang ke Tanjungpinang.
Awalnya saya sempat ragu buat pulang, sebab ini baru pengalaman pertama bawa anak-anak berangkat naik pesawat nggak sama bapaknya alias saya sendiri bawa empat anak. Suami memang nggak bisa ikutan, karena masih banyak urusan yang mesti diselesaikan. Tapi, saya bismillah saja buat booking tiket jauh-jauh hari. Kakak saya udah rindu kali sama ponakan-ponakannya, atoknya juga pengen jumpa sama adek Khadijah.
Pas hari keberangkatan, suami dan adik ipar ngantar kami ke bandara, suami yang ngurusin chek in hingga ngantar sampai pintu ruang tunggu. Pas salam-salaman, saya mau meweek, tapi saya tahan, coz beliau nggak bisa ikutan huwaaa. Masuk ruang tunggu, ngawal anak-anak cari tempat duduk kosong, clingak-clinguk juga karena di boarding pass nggak dicantumkan gate berapa, suami calling ngingatin nyari tempat duduk dekat gate citilink yang akan ke Batam. Nanya sana-sini sama penumpang yang juga akan ke Batam. Depan saya ada seorang ibu, beliau takjub lihat saya bawa empat anak, lihat tatapannya yang penuh tanda tanya, hati saya brebes meloww ingat paksu hu hu hu.
Karena ini pengalaman pertama saya bawa anak-anak naik pesawat tanpa orang dewasa lainnya yang menemani, saya mau berbagi hal-hal penting saat emak akan berpesawat bareng anak-anak.
Pertama : nggak perlu bawa banyak barang, cukup satu koper yang bisa didorong.
Membawa banyak petenteng bikin ribet, belum lagi ngurusin anak-anak, jadi saya sarankan untuk yang berangkat bareng anak-anak cukup bawa satu koper yang bisa didorong. Hal ini juga agar nggak lama ngantri nunggu bagasi.
Kedua : usahakan chek in online, agar bisa dapat kursi sebaris.
Saya kan udah lama nggak naik pesawat, terakhir itu waktu kepadang juga tahun 2016. Jadi baru tahu juga kalaw bisa chek in online. Nah, karena saya chek in nya saat di bandara, jadi dapat kursi misah dengan anak. Udah minta tolong sama pramugaranya buat pindah duduk, tapi seorang ibu yang duduk dekat jendela nggak mau pindah hu hu. Jadi agar tak terulang lagi tempat duduknya misah, pas tiket balik ke Padang lagi saya udah chek in online, Alhamdulillah dapat kursi A, B, C, D.
Ketiga, bawa cemilan
Anak-anak kalau hanya sama saya, pasti mintanya suka macam-macam. Nah, saya tu lupa bawa makanan kedalam pesawat. Di pesawat pramugari biasanya nawarin cemilan, juga pop mie. Harganya bisa lima kali lipat dari harga warung. Si nomor tiga sampai cemberut minta dibelikan pop mie karena nampak sederetan kursi kami pesan pop mie dan aromanya sangat menggoda penciuman. Selama perjalanan Adam rewel, pengen inilah itulah, perutnya yang laparlah. Bukannya nggak sayang anak, dan tidak penuhi keinginannya, perjalanan ke Batam itu hanya 45 menit tidak lama, jadi makan pop mienya bisa ditunda hingga tiba di Batam. Belum lagi harganya 25 ribu, huwaaaa … anak empat pasti nggak bisa beli satu. Jadi agar anak nggak renge-rengek jangan lupa bawa cemilan untuk ke dalam pesawat.
Keempat, pastikan ada yang menjemput di bandara
Waktu sampai di Batam, saya sudah di tunggu kakak dan keponakan di pintu kedatangan, Alhamdulillah jadi nggak bingung cari-cari taxi. Biasanya di pintu kedatangan selalu banyak yang nawarin pengantaran, pasti bakalan rempong dorong koper dan bawa anak-anak trus ditawarin sana sini untuk pengantaran. Nah, alangkah baiknya kalau emak berangkat bareng anak-anak usahakan ada yang menjemput.
Begitu deh sekelumit perjalanan rempong saya bereng anak-anak naik pesawat tanpa ditemani orang dewasa lainnya, Alhamdulillah sampai rumah ayah dengan selamat besoknya karena kami mesti nginap satu malam di Batam dan melanjutkan perjalanan lagi dengan menggunakan ferry ke Tanjungpinang.
Salam hangat