Begini Bedanya Hidup Di Kota Dengan Di Desa
Saya
lahir dan besar di Kota Kecil Tanjungpinang, kota yang kini menjadi ibukota
Provinsi Kepulauan Riau. Karena sudah biasa tinggal di perkotaan dengan segala
kemudahan fasilitas, apalagi sudah ada layanan online seperti gojek dan grab.
Begitu juga ingin makan sesuatu tinggal pesan melalui aplikasi, juga belanja
online dengan ongkos kirim yang relatif murah.
Dan kini saya dihadapkan dengan kenyataan bahwa saya harus tinggal di desa, dan mengajar dipondok pesantresn di pelosok Sumatera Barat. Pelosok, mengapa saya menyebutnya pelosok, sebab daerahnya masih susah sinyal seluler, jadi jangan mengharapkan untuk bisa browsing internet apalagi bermedsos ria sambil baca cerbung KBM. Aplikasi online ingin ada disini?, anggap saja hanya mimpi, karena angkutan umum juga tidak masuk di kampung ini. Transportasi sehari-hari hanya menggunakan motor. Letak kampung tempat saya tinggalsaat ini berada di lembah bukit barisan, hal itu yangmenyebabkan sinyal terhalang bukit dan sinyal seluler mengap-mengap. Dari jalan lintas sekitar delapan kilo meter Solok – Muaralabuh dan sekitar 80 kilometer dari Kota Padang ibu kota provinsi Sumatera Barat. Untuk bisa kesini jalannya cukup menguras adrenalin, dengan mendaki bukit yang kemiringannya sekitar 120 derajat, sisi kiri jalan adalah tebing dan sisi kanan jalan adalah jurang.
Enyahkan
sifat manja, jangan lebay apalagi baper karena telah terbiasa dengan kemudahan
fasilitas. Mau tidak mau, suka tidak suka kata-kata wonderwomen sepertinya bisa
melekat pada diri emak blogger ini, wkwkwkw. Karena tiap hari mesti ngantar
anak sekolah dengan motor melewati jalan bergelombang dan berliku. Makanya teman-teman saya di asrama dulu
tangguh-tangguh dan kuat mental, sebab alam Sumatera Barat sangat menantang dan
mengajarkan agar kuat bertahan hidup.
Duhhh segitunya ha ha ha.
Nah,
setelah sekian purnama hidup disini, maka saya mau tuliskan bedanya hidup
didesa dengan dikota.
Pertama, Segi Ketenangan
Tinggal di desa lebih tenang dan
nyaman tentunya sebab masih ada hutan, banyak sawah dan ladang serta pepohonan
hijau, jadi udaranya sejuk dan adem, trus kalau mau mandi pagi hari, airnya
seperti rasa air dalam kulkas sangking dinginnya. Nah, dengan dikota, tahu
sajalah karena sudah penuh dengan rumah-rumah, pohon-pohon ditebang dan polusi
udara dimana-mana. Tenang versi saya juga kebutuhan pokok buat makan
sehari-hari bisa setengah dari harga kota, nggak terlalu pusing dengan
harga-harga naik apalagi berita hoaxs yang bertebaran di medsos. Tentang virus
corona juga orang kampung slow saja, masa pandemi dua tahun lalu itu ngga
terasa banget di kampung.
Kedua, Susah sinyal
Susah sinyal dan sulitnya akses
internet. Seperti yang saya bilang diatas tadi, dikampung ini susah sinyal. Hal
ini karena kampung tempat saya tinggal berada di lembah dan dikelilingi
perbukitan bukit barisan. Sinyal dari tower operator terhalang oleh bebukitan. Jadi
jaringan di sini adalah jaringan GSM alias Geser Sedikit Mati. Beda dong
dengan di perkotaan yang jaringannya sudah 4G, akses apasaja lancar jaya, bisa
gunakan aplikasi apa saja.
Ketiga, keramahan penduduk
Meminta garam, bawang atau
bumbu-bumbu dapur yang kebetulan sedang tidak ada dirumah ketetangga adalah hal
biasa. Kalau lihat itu Saya jadi teringat kenangan masa kecil di Tanjungpinang
dimana hubungan dengan tetangga sudah seperti saudara, biasa juga meminta bumbu
dapur dan saling tukar-menukar makanan. Jika sekarang jangan harap akan bisa
seperti itu di Kota, meminjam garam ke tetangga, kamu bakalan dicurcolin sama
tetanggamu di grub curhat emak-emak di facebook ha ha ha.
Keempat, tamu langsung masuk
kerumah
Di kampung itu tamu itu langsung
masuk kerumah, baik laki-laki maupun perempuan walaupun misal suami lagi tak
dirumah, ada yang datang nyampaian kabar begini atau ada jemputan undangan.
Maka suami pesan selalu kunci pintu, kalau suami tak dirumah dan ada tamu,
lihatnya dari jendela saja wkwkwkw.
Tinggal di kota maupun didesa
masing-masing ada istimewanya, Namun terkadang satu sisi jiwa manusia juga
butuh yang namanya ketenangan, maka solusianya memang membangun rumah
dipedesaan wkwkwkkw. Ngayal dot com akyuuuuuu