Melafazkan Niat sholat Ushali perkara bid’ah kah? Suatu malam dikajian Ustdaz Abdul Shomad Lc, MA
Semua orang dijagad dunia maya kini
pasti mengenal dengan Ustdz Abdul Shomad. Seorang ustadz yang mendadak viral
setahun terakhir ini dengan ceramah yang menuai gelak tawa, namun sarat akan
ilmu serta dalil – dalil dan sangat layak untuk dijadikan referensi. Sejak
kemunculan video ceramahnya dishare dan
ditonton ribuan orang, alumni S2 Maroko ini mulai menjadi penceramah favorit
untuk semua kalangan. Kehadirannya pun seakan menjadi oase ditengah seringnya
perselisihan umat atas perkara – perkara bid’ah yang sangat membingungkan.
Namun beliau mampu menjawab itu semua dengan bahasa yang mudah dipahami, tegas dengan
dalil-dalil Al Qur’an dan Hadist.
Ketika
mendapat info melalui grup whatsaps, akan kehadiran beliau untuk mengisi
ceramah dikota Tanjungpinang, kesempatan itupun tidak saya sia-siakan. Pada
hari Senin, 21 Agustus 2018 bersama suami dan anak-anak, kami menuju lapangan
Pamedan untuk mendengarkan ceramah ustdz Abdul Shomad secara langsung. Malam itu, lapangan pamedan tidak hanya ramai
oleh masyarakat Kota Tanjungpinang. Seluruh pejabat, anggota dewan, Walikota
dan Gubernur Provinsi Kepri juga turut hadir. Adapun tema ceramah pada malam itu
adalah “Indahnya Hidup bersama Syariah
Islam”.
Walaupun,
posisi duduk kami saat itu tidak dekat podium, karena lapangan telah penuh
sesak dipadati masyarakat yang antusias ingin mendengar ceramah beliau. Tapi saya
dapat mendengarkan dengan jelas materi ceramah yang disampaikan. Ada beberapa
point penting yang saya garis bawahi, dan ini yang membuat saya tak hanya
sekedar hadir dan menuliskan diblog. Seperti ustadz pada umumnya yang mengawali
ceramah dengan kata-kata pembukaan, ustadz yang menguasai fiqih empat mazhab
ini, juga mengatakan bahwa setelah datangnya Islam, semua orang dimata Allah
adalah sama. Bahkan Bilal Bin Rabah yang seorang budak berkulit hitam, namun
Nabi Muhammad memuliakan Bilal dengan mengangkatnya menjadi Muadzin (pengumandang
azan) dan nabi mengatakan bahwa beliau mendengar tapak kaki Bilal disurga.
Semua orang
sama dihadapan Allah subhanahu wata’ala, semua orang sama dan sama-sama sholat
dengan memakai ushali (niat Sholat). Namun ada yang dilafalkan
dilisan dan ada yang hanya dihati saja dan tidak diucapkan. Kedua-duanya sama
bolehnya, tidak ada perselisihan soal itu, yang tidak bolah adalah yang tidak
sholat. Beliau menekankan lagi pada kata – kata ushali ini, bahwa dalam surat An Nas, syaitan selalu yuwas wisufi sudurinnas membisikan rasa
was-was pada hati manusia. Karena itu, maka saat melafalkan niat ketika akan
sholat, kita boleh melafazkan niat didalam hati dengan kalimat ushali fardhu …. Dst. Iman manusia
terkadang kuat terkadang lemah yazid wan
yankus, nah dikala lemah itulah, syaitan sering membisik keragu – raguan dalam hati manusia, termasuk
saat akan melaksanakan sholat. Yang imannya kuat dan hatinya mantab, tak
masalah tidak melafalkan niat ushali. Namun,
yang imannya lemah terkadang saat sholat, lupa akan sholat apa, berapa rakaat
dll, maka disitulah pentingnya digunakan lafaz ushali.
Perkara
ini yang menjadi bahan diskusi saya bersama seorang teman baru beberapa tahun
lalu. Saat itu dia memberikan saya copyan buku sifat sholat nabi, dan mengatakan bahwa ketika akan sholat,
Rasulullah tidak melafalkan niat ushali, jika
melafalkan hal tersebut termasuk perkara bid’ah. Sungguh, hal itu sangat
membingungkan buat saya, sebab jika melafalkan ushali saat akan sholat adalah bid’ah bagaimana pula cara
mengajarkan tata cara sholat pada anak-anak?, termasuk menjelaskan pembagian
waktu sholat dan jumlah rakaat sholat. Saya buka kembali kitab fiqh sunnah yang
saya pakai saat sekolah dulu, juga tidak menemukan soal lafaz niat sholat.
Namun walaupun begitu, tidak pula ada pertanyaan perihal lafaz niat termasuk
perkara bid’ah kah saat diskusi dengan para ustadz ketika saya sekolah. Rupanya tanda tanya
selama ini terjawab sudah, boleh melafazkan niat ushli (agar tidak ada
keraguan-raguan didalam hati) juga boleh tidak melafazkan, yang tidak boleh
adalah TIDAK SHOLAT.
3 komentar
Untuk kerukunan kaum muslimin, harusnya tidak berselisih tentang perkara khilafiyah.
ReplyDeleteSemua umat Islam berhak menentukan mazhabnya masing-masing. Dan semua mazhab itu benar. Silakan saja mengikuti apa yang diyakini masing-masing individu,karena semuanya benar. Yang tidak melakukan apa-apa, justru itu yang salah
ReplyDeletePenutup yang cantik ... sebagai alarm buat pembaca. YANG TIDAK BOLEH JIKA TIDAK SHOLAT ... terima kasih informasinya
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungannya