Lomba Makan Kerupuk, Balap Karung Dan Panjat Pinang, Yuk Kita Cari Tahu Sejarahnya

by - August 17, 2017

Images : tipsiana.com

 72 tahun sudah Indonesia merdeka, tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya pesta perayaan hari kemerdekaan ini selalu disambut meriah penuh suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia. Pada sepanjang jalan, setiap sekolah dan kantor dipenuhi atribut bendera merah putih, sebagai bentuk pernyataan Indonesia telah merdeka dengan ikut memeriahkan perayaan ulangtahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Berbagai lomba digelar pada seluruh pelosok tanah air. Baik itu disetiap sekolah, RT/RW dan disetiap komplek perumahan. Diantara lain lomba balap karung, lomba makan kerupuk, lomba panjat pinang, lomba bawa bola pingpong dengan sendok, memasukkan paku kedalam botol dan banyak lagi perlombaan untuk memeriahkan ulang tahun negara ini.  Diantara kesemua lomba tersebut, yang paling menghibur dan paling familiar adalah lompa panjat pinang, balap karung dan disusul lomba makan kerupuk. Lomba panjat pinang adalah perlombaan yang membuat penonton menuai gelak dan tawa. Namun tahukan kita fakta tentang perlombaan – perlombaan tersebut.?
Images : tipssiana.com
Mari kita kembali menelusuri napak tilas sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Seperti yang dilansir dari web tipsiana.com, sebenarnya perlombaan-perlombaan untuk memeriahkan hari kemerdekaan telah ada sejak zaman Belanda.  Dahulu orang-orang Belanda pada masa penjajahan, setiap tahunnya sering mengadakan berbagai perlombaan, bukan pada tanggal 17 Agustus, melainkan tanggal 31 Agustus tepatnya untuk memperingati hari ulang tahun Ratu Wilhemina, Ratu kerajaan Belanda pada masa itu.
Perayaan ulang tahun Ratu Welhimina tidak hanya dimeriahkan di negara Belanda saja, melainkan seluruh jajahan negeri termasuk Indonesia Belanda turut memeriahkan perayaan ulang tahun sang Ratu. Oleh pemerintah Belanda diperkenalkanlah berbagai macam perlombaan diantaranya lomba panjat pinang. Pada perlombaan ini, dimana sebuah batang pinang di tegakkan, dilumuri sabun dan pada puncaknya di berikan hadiah berupa beras dan baju. Namun, selama perlombaan digelar, tidak satupun orang Belanda yang mengikuti perlombaan ini, melainkan warga pribumi bertungkus lumus, memanjat batang pinang yang licin untuk memperebutkan hadiah. Karena selama perlombaan tidak satupun orang Belanda yang ikut, mereka hanya tertawa sambil mengolok-ngolok melihat warga pribumi saling pijak untuk mendapatkan sekarung makanan dan pakaian yang diletakkan pada puncak pinang.

Menurut Asep Kambali, Komunitas Historia Indonesia, melakukan riset tentang asal mula panjat pinang digelar. Dari hasil riset pada koleksi museum Tropen, Belanda, ia mendapati ternyata panjat pinang sebenarnya adalah adaptasi dari permainan serupa asal Belanda yang bernama "De Klimmast" yang berarti panjang tiang. Mereka mengadakan lomba panjat tiang sebagai hiburan pada perayaan-perayaan hari besar.
Sementara lomba balap karung diadakan pada waktu itu juga, demi mengolok –olok warga pribumi. Lantaran warga pribumi yang miskin menderita hingga tidak bisa membeli pakaian dan hanya memakai pakaian yang terbuat dari kain goni. Untuk lomba makan kerupuk, sejatinya mengingatkan kita, sulitnya hidup pada zaman penjajah menjadikan warga pribumi hanya bisa makan dengan kerupuk yang dijadikan sebagai lauk.
              
Images : tipsiana.com
  Walau sebagian lomba yang diadakan adalah adopsi dari peninggalan Belanda. Tak ada salah nya jika kita dapat mengambil sisi positif dari setiap perlombaan yang diadakan. Sisi positif itu adalah memupuk rasa persaudaraan antar warga, melatih hidup gotong royong juga kerja sama antar masyarakat. Disamping itu untuk anak-anak juga dapat menanamkan rasa nasionalismen terhadap tanah air dengan terus mengingat hari kemerdekaan Republik Indonesia.


You May Also Like

3 komentar

  1. Baru tahu saya sejarah lomba-lomba Agustusan itu ternyata. Terima kasih sudah berbagi kisah, Mbak..:)

    Setuju, jika adanya beragam lomba adalah salah satu cara untuk meningkatkan rasa cinta pada tanah air dan bangsa, khususnya bagi generasi muda.

    Merdekaaaa!!

    ReplyDelete
  2. oalah baru tahu kalau balap karung dan makan kerupuk itu berawal dari olok-olokan belanda, tapi sudahlah benar kata mba yang penting ambil sisi positifnya ^_^

    ReplyDelete
  3. Saya juga pernah membaca latar belakang perlombaan-perlombaan tujuh belasan.Miris banget ya... bangsa kita diperlakukan seperti itu oeh penjajah. Dan sayangnya masih banyak diadakan di tiap daerah. Padahal panjat pinang udah banyak memakan korban jiwa.:((

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Kunjungannya