Guruku Garang Sekali

by - August 02, 2017


Setelah menjemput anak-anak pulang sekolah, sesampainya dirumah, siKakak langsung mengeluarkan buku dari tas, untuk membuat PR, tanpa mengganti baju sekalipun.
                “Ummi ada PR, PR nya susah, tadi bu guru marah-marah karena semua teman-teman tidak mengerti”, ucapnya dengan wajah panik.
                Saat itu, saya melihat ada genangan air dipelupuk matanya. Sejak naik ke kelas dua, ia selalu bercerita jika gurunya saat ini GARANG sekali. Ada ekspresi ketakutan diwajahnya
                “Ummi tahukan, Buk Ani, (nama samaran), garangnya Buk Ani lebih garang lagi Buk Santi (Nama Samaran)”. Begitu ucapnya akhir-akhir ini.

                “Wah, itu namanya keluar dari mulut harimau, masuk kemulut buaya” . Canda Saya.
                Buk Ani, adalah walikelasnya saat ia duduk dikelas satu. Beliau memang sering memarahi anak-anak yang bermain saat sedang belajar. Tapi karena sikakak sering juara kelas, dia termasuk diistimewakan, sebab selalu memperhatikan guru Menerangkanmenerangkan. Tapi tidak untuk kelas dua saat ini. Setiap hari ia selalu melaporkan jika bu gurunya marah-marah di kelas. Awalnya saya tidak terlalu khawatir, karena saya pikir marahnya guru adalah hal biasa, apalagi jika ada yang tidak memperhatikan guru menerangkan.
                Namun, tadi malam, saat anak-anak tetangga datang untuk mengaji. Maka mengalirkah cerita soal garangnya buk Santi dari anak-anak yang satu sekolah dengan siKakak.
                “Oh, Buk Santi memang garang ummi, kalau bicara suka bentak-bentak”, jawab si anak tersebut sambil menirukan gaya marahya beliau, dan semua itu dibenarkan oleh anak saya.
Dari cerita anak-anak akhirnya saya tahu jika beliau tidak hanya marah kepada anak yang nakal dikelas, namun marah kepada semua anak-anak. Nada bicaranya selalu tinggi. Jika ada yang bertanya, pasti akan dimarahi. Bahkan, ibuk tersebut beberapa kali melontarkan kalimat “matilah kau” di akhir marahnya. Kemudian, adalagi cerita, jika ada yang izin untuk kekamar mandi, dimarahi dan tidak di izinkan hingga akhirnya sianak ini pipis dicelana.
Awalnya saya tidak mau berkisahberkisah tentang ini, bagi saya seorang guru adalah mutiara tempat anak-anak menimba ilmu. Naluri saya sebagai seorang Ibulah, apalagi saya  juga pernah ngajar disekolah, kemudian insting saya, jika ada yang senggol sedikit langsung bacok, upps, maksudnya langsung tulis, makanya saya harus menuliskan ini. Bukan lantaran marahnya, tapi lebih kepada marah dengan intonasi suara yang tinggi yang mendekati kepada bentakan. Bukan pula kepada yang nakal saja, tapi ini kepada semua anak-anak, ditambah lagi dengan ucapan matilahkau. Apakah itu tidak termasuk dalam kekerasan verbal.? Juga apa itu pantas kalimat itu dilontarkan kepada anak kelas dua sekolah dasar.?
Mungkin, jika cerita itu mengalir dari mulut  anak-anak SMP atau SMU yang lebih senang memperolok – olok dibelakang gurunya, kita bisa saja kurang percaya. Tapi ini cerita dari anak-anak kelas dua sekolah dasar, dan kalimat matilahkau diakhir marahnya itu, tidak hanya dibenarkan oleh satu orang anak. Seorang guru adalah contoh bagi anak didiknya. Bagaimana pendidikan akan berhasil dan anak-anak dengan mudah memahami pelajaran, jika setiap hari intonasi tinggi dan bentakkan yang selalu mereka dapatkan.  Maka, tidak heran lagi kita banyak dengar kabar bully-bully yang dilakukan oleh anak-anak sekolah.  Karena banyak guru yang tidak bisa jadi cermin buat anak didiknya.

Baca Juga
Empat Pertanyaan Anak Yang Sulit Dijawab
Cara Cepat embaca Buku
Kebiasaan Buruk pakai soft Lens

#GARANG

You May Also Like

11 komentar

  1. Wah..anak saya belum SD nich kak ayu, nanti kalo sudah sekolah bisa saya korek-korek ceritanya yaa hehehe

    ReplyDelete
  2. memang susah kalau pendidik kasar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak anak sudah pada ketakutan saja k

      Delete
  3. Hehehe menghadapi guru garang memang susah-susah gampang ya Mbak... hihihi.. nice story loh kak. Btw ada banyak double kata tu kak, terutama di keyword untuk back link.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi hi hi .. iya nih kak, thank you yaaa

      Delete
  4. Guru kencing berdiri murid kencing berlari.... Begitulah

    ReplyDelete
  5. Ya Allah, ada guru yang seperti itu? Kasar sekali ya... sebaiknya dibicarakan dengan komite orangtua dan pihak sekolah. Supaya anak-anak tidak menerima imbasnya.

    ReplyDelete
  6. anakku belum sekolah ... mudah-mudahan tidak bertemu guru yang seperti itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan masukkan anak kesekolah N*gr**i mbak hiks

      Delete
  7. Sebelumnya, salam kenal ya, Teh Ayu..

    Anak kecil memang selalu jujur, tak cuma itu yang sudah dewasa juga harus jujur, karena bohong itu dosa. Dengarnya gimana gitu, semoga gak ada guru yang seperti itu lagi.

    Baca ini aku jadi teringat ketika kelas 5 SD dulu, sama suka garang kalau ngomong, malahan sempat kalau ada siswanya yang gak bisa ngerjain soal matematika ditenggelamkan dalam ember yang berisi air.

    Setelah lulus guru itu selalu jadi pembicaraan, bahkan sampe ada yang menyimpan demdam hingga saat ini.

    ReplyDelete
  8. Wah itu kok kayak tipe guru jaman saya dulu ya, yang otoriter..Sekarang kan nggak boleh lagi. Kegiatan Belajar Mengajar mesti berjalan demokratis. Gimana nanti kalau ditiru anak didiknya, jadi lah di bully temannya. Btw, nggak ada yang punya ide lewat komite sekolah melaporkan ke kepala sekolah itu, Mbak Ayu ?

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Kunjungannya