Melahirkan Spontan dan Sectio, Mana Yang Lebih Sakit?

by - August 10, 2017


Beberapa hari lalu, netizen dihebohkan dengan status seorang ibu yang mengatakan jika perempuan yang melahirkan secara spontan atau normal adalah Ibu yang sempurna. Begitu juga sebaliknya, Ibu yang melahirkan secara caesar atau operasi adalah ibu yang tidak sempurna. Tak pelak lagi, pernyataan si Ibu ini melalui status facebook langsung menuai protes dari seluruh Ibu-Ibu pengguna sosial media, disreenshoot dan dibagikan berkali-kali. Tersinggung, iya dong kerana tidak terima dikatakan tidak sempurna. Termasuk saya, ha ha. Hallo ibu Ismi …  situ sehat.?

Jika Ibu yang melahirkan secara caesar adalah Ibu yang tidak sempurna, lalu bagaimana dengan Ibu yang melahirkan spontan, diam-diam, trus bayinya dibungkus dan buang ke tong sampah atau dimasukkan kedalam lemari es. Apa itu bagian dari Ibu yang sempurna.? Saya pikir, kebanyakan para Ibu tidak ada yang ingin melahirkan melalui jalan pembedahan dirahim. Pasti semuanya ingin dengan cara normal, disamping biaya operasi yang cukup besar ditambah pula resiko yang harus dtanggug si Ibu pasca pembedahan karena pemulihannya bisa sampai bertahun-tahun.
Naluri saya untuk menulispun semakin tidak terbendung, karena saya mengalami yang namanya melahirkan secara Sectio, bukan hanya, sekali atau dua melainkan tiga kali  operasi caesar dalam rentang waktu kurang dari lima tahun.
Hal ini berawal, saat melahirkan anak pertama. Saya selalu ingat cerita almarhum Ibu, bahwa kami adik beradik semua dilahirkan di rumah sakit, dengan alasan, jika terjadi kemungkinan yang tidak diinginkan maka, akan cepat mendapatkan pertolongan. Mengingat pesan alm Ibu, pada tengah malam Ramadhan tahun 2008 seminggu menjelang Idul Fitri, saya mulai merasakan kontraksi dan mulas. Karena belum pernah ada pengalaman sebelumnya. Bersama suami, saya langsung dibawa ke RS AL Tanjungpinang. Saat bidan memeriksa bukaan dalam, ternyata masih bukaan satu. Kontraksi datang berkali-kali disertai mulas hingga tengah malam. Pada bukaan lima saja sakitnya sudah luar biasa. Namun ternyata di tunggu hingga pagi, gerakan kontraksi melemah. Dokter segera menawarkan tindakan operasi, karena kuatir  jabang bayi terminum air ketuban, disamping itu juga fisik saya yang sudah mulai kelelahan.
Akhirnya saya harus pasrah, untuk dilakukan tindakan operasi. Kuatir pasti iya, sebab ini bukan kali pertama. Semasa kuliah dulu, dua kali saya pernah dioperasi, appendectomy atau operasi usus buntu dan mengambillan tumor jinak dipayudara FAM Fibroadenoma Mammae. Pertanyaannya, apa saya sengaja melahirkan secara caesar.??
Cerita tentang ceasar tidak hanya sampai disini. Saat usia si Sulung delapan bulan, Allah kembali menitipkan ruh kedalam rahim saya. Pada kehamilan 12 minggu, kami berangkat ke Malaysia. Saat itu suami mengajar disebuah pondok pesantren di Hululangat, Sungai Tangkas Selangor.   Dengan hati bimbang, sebenarnya saya ingin melahirkan pulang ke Tanjungpinang. Namun, setelah dicek biaya melahirkan, rupanya lebih murah melahirkan di negeri jiran ini. Pelayanan kesehatan disana sangat mementingkan pasien, termasuk pasiean dengan pemegang pasport atau bukan warga negara seperti saya.
Setelah usia kandungan 7 bulan, oleh pihak klinik saya diharuskan melakukan kontrol setiap sekali dalam dua minggu. Jika tidak datang maka pihak klinik akan menghubungi dan bertanya mengapa tidak kontrol keklinik. Setiap kontrol, saya harus melakukan test labor, berupa pemeriksaan urien dan cek Hb darah. Ini penting untuk mengetahui, kadar gula didalam darah dan hemoglobin. Pada usia kandungan 34 minggu, oleh dokter klinik saya dirujuk dan mesti kontrol kehamilan di Hospital Putra jaya, sebuah rumah sakit milik kerajaan yang terletak dikawasan Putrajaya. Karena melahirkan nanti harus di Hospital tersebut dan akan ditangani oleh dokter ahli.
Ketika kontrol dengan dokter ahli, para dokter disana terbuka dengan pasien dan malah banyak bertanya dengan pertanyaan mendetail, seperti : mengapa anak pertama  caesar, berapa berat si bayi saat lahir,  berapa lama di RS saat lahiran anak pertama dll. Anehnya, para dokter tersebut tidak mau langsung mengambil tindakan operasi kepada saya. Mereka masih mengusahakan agar lahiran secara normal dengan memikirkan resiko-resiko pasca operasi. Dengan catatan berat bayi tidak boleh lebih dari tiga kilogram. Saya di anjurkan untuk menunggu sampai waktunya lahir.
Setelah ditunggu hingga 40 minggu, jabang bayi tak kunjung bergerak mencari jalan lahir. Perut  sudah merasa tak nyaman. Sayapun sudah merasakan sakit diperut bagian bawah namun tak ada tanda-tanda kontraksi. Saya dibawa  kerumah sakit. Seingat saya saat itu ditahun 2010 , selepas dzuhur saya cek darah dan jam dua siang waktu Malaysia anak saya kedua lahir, lagi-lagi dengan tindakan Sectio. Berbeda dengan operasi sebelumnya yang di tunggui banyak family. Saat itu hanya saya berdua dengan suami, ada Ibu mertua menjaga sisulung dirumah sewa kami.
Operasi hanya berlangsung selama satu jam. Saat saya dipindahkan keruangan pemulihan, saya mulai bisa menggerak-gerakkan jari kaki. Kerena telah berpengalaman operasi sebelumnya, saya menyadari efek bius yang mulai habis. Ketika dipindahkan keruangan perawatan efek obat bius sudah habis. Saya merasakan sakitnya sayatan luka operasi. Pedih dan perih, berbeda dengan RS di Indonesia, keluarga pasien boleh menunggui 24 jam.  Di Hospital ini, keluarga hanya bisa menjenguk pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Di bangsal pasien, saya hanya sendiri menangis, terisak-isak merasakan pedih dan perihnya luka operasi.
Namun dibalik itu ada catatan penting yang perlu digaris bawahi. Dokter disana, selalu bertanya secara mendetail kepada pasiean tentang berbagai keluhan yang dirasakan. Membatasi jam berkunjung agar, pasien bisa tenang, nyaman dan tidak merasakan suara berisik. Terakhir, saat saya akan pulang, ada tiga lapis penjagaan ketat dalam pemeriksaan dokumen pasien. Ruangan bersalin Full Ac dan tidak sembarangan orang yang bisa masuk. Sebelum pulang, saya dan suami menandatangani berkas dokumen : Buku yang akan diserahkan keklinik, dokumen untuk mengurus surat keterangan lahir di kantor pentadbiran, surat keterangan rincian tindakan selama operasi berlangsung dan surat gugatan, jika terjadi mal praktek.
Melewati pos penjaga, security memeriksa kelengkapan dokumen kami dan menscan gelang pasien yang ada ditangan saya dan menyamakan dengan gelang yang ada ditangan bayi saya. Penjagaan yang ketat, meminimalisir penculikan bayi. Begitulah kisah preses saya melahirkan anak kedua di Negeri jiran.
Lanjut anak ketiga, dua tahun setelah itu, saya hamil anak ketiga. Sudah ditanya tiga dokter,  maka anak ketiga ini lahir harus dengan tindakan operasi. Tahun 2013 Saya memilih untuk melahirkan di RSU Daerah Provinsi Kepri, ditangani oleh dokter Defri SpOG. Tidak seperti persalinan sebelumnya, persalinan kali ini saya agak lebih rileks. Ada keluarga yang menunggu 24 jam, dokter yang santai dan ramah membuat saya melupakan trauma operasi sebelumnya. Pada saat pembedahan berlangsung, Dokter anastesy selalu bertanya, sesak nafas atau tidak, dan selalu membisiki “zikir ya bu, zikir ya bu”. Efek obat bius yang lama membuat saya tidak terlalu merasakan perihnya luka operasi. Alhamdulilah, ceasar ketiga kalinya ini tidak mengalami kendala, bahkan sambil bercanda, Dokter katakan “Ibuk masih bisa kok nambah satu lagi”. Whaattttt …
Dari cerita saya tadi, tentang sakit atau tidaknya melahirkan normal maupun caesar, masing-masing merasakan sakit di tempat yang berbeda. Seperti cerita teman saya yang melahirkan normal, sakitnya luar biasa, ditambah lagi vagina yang disobek bu Bidan jika bayinya besar, kemudian dijahit lagi tanpa dibius. Mendengar cerita itu saya jadi ngilu. Namun, ibu yang melahirkan secara ceasar juga akan merasakan sakit pada saat jarum sebesar paku menusuk punggung untuk dibius, yang sebelumnya juga merasakan mulas oleh suntikan perangsang kontraksi. Belum lagi, pemasangan keteter di saluran pipis, juga tak kalah sakit. Serta pemulihan pasca operasi yang akan berlangsung lama.
Sejatinya tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Kesempurnaan seorang Ibu tidak bisa diukur hanya dengan normal atau caesar. Namun bagaimana nantinya si Ibu bisa mendidik dan menghasilkan anak-anak yang memiliki kepribadian yang tangguh, memiliki kepekaan sosial yang tinggi, suka menolong dan yang terpenting memiliki akhl
ak yang baik serta bertakwa pada Allah dan Rasulnya.
Catatan Rahayu Asda (seorang Ibu yang pernah 3x caesar dalam waktu kurang dari lima tahun)


Baca Juga :

You May Also Like

5 komentar

  1. Salut, Mbak Rahayu..3x sesar dalam 5 tahun! Oh ya, saya setuju..sectio sabagai pilihan terakhir yang diambil untuk keselamatan nyawa bayi dan ibu. Saya sendiri 2 kali persalinan spontan dan sekali sectio. Jadi tahu perbedaan rasa sakitnya. Semua ada ceritanya sendiri, enak maupun nggak enaknya :D . Jadi, yang terpenting bukan proses persalinannya, tetapi bagaimana kita sebagai orang tua bisa membesarkan dan mendidik anak, hingga nantinya jadi insan yang bertakwa dan bermanfaat bagi sesama. Terima kasih sudah berbagi cerita ya, Mbak :)

    ReplyDelete
  2. Permisi gaann... Numpang lewat !!!

    toko WULAN menjual berbagi jenis obat PENENANG atau DEPRESI gaannn, Silahkan kunjungi di blogger https://wulanzolam.blogspot.co.id, Untuk lebih lanjut mengenai menu dan daftar harga invite aja pin BB 2840C94F operator kami. Dijamin ok dan memuaskan

    ReplyDelete
  3. Permisi gaann... Numpang lewat !!!

    toko WULAN menjual berbagi jenis obat PENENANG atau DEPRESI gaannn, Silahkan kunjungi di blogger https://wulanzolam.blogspot.co.id, Untuk lebih lanjut mengenai menu dan daftar harga invite aja pin BB 2840C94F operator kami. Dijamin ok dan memuaskan

    ReplyDelete
  4. Permisi gaann... Numpang lewat !!!

    toko WULAN menjual berbagi jenis obat PENENANG atau DEPRESI gaannn, Silahkan kunjungi di blogger https://wulanzolam.blogspot.co.id, Untuk lebih lanjut mengenai menu dan daftar harga invite aja pin BB 2840C94F operator kami. Dijamin ok dan memuaskan

    ReplyDelete
  5. Salam kenal mba, di tanjung pinang apakah ada dokter spog perempuan?Terimakasih infonya 😊

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Kunjungannya