Mengapa Tak Ada Lagi Kata Selamat Ulang Tahun

by - July 31, 2017

Images : google
Sejak facebook selalu  memberikan notif tanda kue ulang tahun. Om Mark selalu mengingatkan jika hari ini si A, B, C ultah. Beliau malah kasih instruksi “si A Ultah nih beri ucapan kepadanya”. Maka berselewaranlah ucapan-ucapan Happy Birth day, semoga panjang umur dan semacamnya yang memenuhi wall si Ultah. Banyak pula pasangan suami istri yang meng upload fhoto cake ulang tahun untuk diberikan kepada pasanganya, “Selamat Ulang Tahun Ummi, atau Abi atau papa atau Mama’ begitulah kira-kira.   Maka berbunga-bungalah hati  sang Istri, sang suami diberikan suprise serupa itu.  Apalagi kalau suaminya tuh super pengertian, disisipin pula amplop dengan duit segopok. Mendadak ijo mata si Istri, petai se ikat bak bunga mawar setangkai.

 Sebelum ada facebook, orang-orang  tak terlalu menghiraukan ucapan selamat ulang tahun. Ucapan selamat ultah itupun datang dari orang-orang terdekat saja. Bahkan kadang banyak juga yang lupa dengan tanggal kelahirannya. Kini, sejak facebook selalu ngingatin siapa saja yang ultah dalam minggu ini, ucapan seputar ulang tahun seperti HBD, met Ultah, semoga panjang umur semakin Populer. Tapi sejak saya tahu sejarah perayaan ulang tahun ini, saya tak mau lagi mengucapkan HBD kepada siapapu termasuk orang yang saya kenal, walaupun itu orang – orang terdekat, anak-anak, suami dan kerabat lainnya. Bahkan, ketika bertepatan pada tanggal lahir, saya sengaja menutup wall facebook, agar tidak ada orang yang mengucapkan selamat ulang tahun. Bagi saya “everyday is my birthday”.
Sebagai insan yang diberikan akal oleh Allah, ada baiknya kita telusuri sejarah perayaan ulang tahun ini. Sebab Allah swt memerintahkan kita untuk berpikir. Apakah boleh bagi seorang muslim merayakan ulang tahun?. Yukk, kita cari tahu.
Dalam buku Parasit Aqidah karya A.D. El Marzadedeq Penerbit Syamiil, di jelaskan bahwa pertama kali yang merayakan perayaan ulang tahun adalah orang – orang Nasrani Romawi. Pada perayaan itu mereka menyalakan beberapa batang lilin sesuai usia orang yang berulang tahun. Sebuah kue besar dibuat dalam pesta itu kemuadian di potong dan lilinpun ditiup.
                Pada masa Nasrani generasi awal pengikut asli Nabi Isa Alaihisalam, mereka tidak merayakan ulang tahun, karena mengganggap  perayaan ulang tahun adalah perbuatan mungkar dan hanya pekerjaan orang kafir paganismre. Kemudian dalam perjanjian baru. Pada masa Herodeslah acara ulang tahun di meriahkan sebagaimana yang tertulis dalam Injil Matius 14 : 6 “Tetapi pada HARI ULANG TAHUN Herodes, menarlah anak Herodes yang perempuan, Herodiaz di tenga-tengah mereka yang merayakan perayaan ulang tahun”
Sementara dalam injil Markus 6 : 21 : “Akhirnya tiba juga kesempatan yang lebih baik lagi bagi Herodias, ketika Herodes PADA HARI ULANGTAHUNNYA mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, perwira-perwiranya dan orang terkemuka di Galilea.
                Jadi pahamlah kita bagi kita bahwa perayaan ulang tahun adalah tradisi orang-orang Nasrani. Dalam Hadist Rasulullah dijelaskan “Siapa yang meniru suatu kaum, maka ia seolah-olah bagian dari kaum tersebut”. (Hadist Riwayat Abu Daud dan di shahihkan oleh Ibnu Hibban).
                Dalam Alqur’an Allah juga berfirman : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan d minta pertanggungjawabannya” Surat Al – Isra; 36)
                Lalu, bagaimana sikap kita sebagi seorang Muslim dalam menyikapi perayaan Ulang tahun?.
Di kalangan orang-orang Muslim ini perayaan ulang tahun juga cukup populer. Bahkan tak jarang orang-orang yang kita kenal sebagai pegiat dakwahpun turut merayakan ulang tahun ini. Walau, sebagian mereka berdalih kan, tidak membuat pesta besar-besaran dengan menghabiskan banyak uang, atau hanya sekedar syukuran bertambah usia, dengan jamuan cake hias tanpa tiup lilin hanya dirayain oleh keluarga terdekat. Saya juga heran dari mana mereka mendapat dalil pembenaran serupa itu. Padahal sudah jelas Rasulullah sebagai panutan kita saja tidak pernah merayakan ulang tahun. Nah, jika seperti  ini tradisi siapa yang mereka tiru??
Syaikh Muhamamd bin Shalih Al-Utsaimin, pernah ditanya seputar merayakan ulang tahun anak. Apakah termasuk tasyabuh (tindakan menyerupai prilaku orang kafir) atau semacam cara untuk menyenangkan hati anak-anak.?  Begini penjelasan beliau yang dilansir dari https://almanhaj.or.id.
Perayaan ulang tahun itu, bagi seorang Muslim tak lepas dari dua hal, pertama dianggap ibadah dan kedua dianggap hanya sebagai adat kebiasaan saja. Jika perayaan ulang tahun ini dianggap sebagai ibadah dengan membuat acara syukuran dengan melantunkan doa-doa semoga panjang umur, maka tradisi ini adalah bid’ah sebab Rasulullah tidak melakukan tradisi ini. Kedua, jika tradisi ini dianggap hanya sebagai kebiasaan saja untuk sekedar have fun  menyenangi hati anak-anak dan pasangan, maka tradisi ulang tahun bagi seorang muslim adalah tasyabuh (prilaku menyerupai kebiasaan orang –orang  kafir). Trus,  kita kembali merujuk kepada hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud tadi, siapa yang yang menyerupai suatu kaum, berarti dia termasuk golongan kamu tersebut.
Syaikh Muhamamd bin Shalih Al-Utsaimin juga mengatakan ucapan semoga panjang umur tidak lah selalu baik, kecuali jika umur dihabiskan  untuk mencari keridhaan Allah dan menambah ketaatan kepadaNya. Sebaik-baiknya orang yang panjag umur adalah orang yang banyak amalan baiknya. Sementara manusia yang paling buruk adalah yang panjang umurnya namun buruk amalannya.
Banyak cara untuk menyenangi hati anak-anak dan pasangan. Tidak harus dengan tradisi ulang tahun. Bisa jadi dengan memberikan hadiah ketika anak-anak mendapatkan prestasi. Atau berilah hadiah ketika anak-anak melakukan sesuatu yang dapat menyenangi hati orangtuanya. Bukankan Rasulullah menganjurkan untuk saling memberi hadiah sebagai tanda kasih sayang. Begitu juga untuk menyenangkan hati pasangan tidak mesti  dengan memberi cake ulang tahun. Memijat suami saat suami sedang letih sepulang bekerja juga dapat menyengani hati pasangan. Membantu istri dengan pekerjaan rumah tangga juga termasuk menyenangi hati pasangan.
Kembali pada persoalan perayaan ulangtahun yang telah saya nyinyirin tadi, bahwa tradisi ulang tahun adalah tasyanbuh. Termasuk juga memberikan ucapan selamat ulang tahu, hal itu  sama dengan kita membenarkan tradisi ulang tahun ini. Makanya saya tidak pernah lagi mengucapkan selamat ulang tahun kepada siapapun. Tulisan ini bukan maksud menggurui karena siapalah saya yang dhoif ini, hanya untuk mengingatkan diri dan kita untuk sama-sama berbagi ilmu. Semoga tulisan ini bermanfaat buat pembaca dan setelah ini tidak ada keluarga muslim khususnya pegiat  dakwah yang merayakan tradisi ini.
Wallahu’alam




You May Also Like

13 komentar

  1. Gak pernah dibiasain merayakan ulang tahun dari kecil

    ReplyDelete
  2. bbrp thn terakhir sy gak ngucapin selamat ultah meski om mark ngingetin di wall. Alhamdulillah, dg demikian gak ada yg ngucapin jg pas ultah saya. aman...hehehe

    ReplyDelete
  3. Masih suka lupa sering keceplosan hiks

    ReplyDelete
  4. Mbak judulnya "KAta" memang sengajakah A nya besar? Hehehe

    ReplyDelete
  5. Saya nggak pernah rayain ultah, anak pun tak pernah aku biasakan untuk perayaan

    ReplyDelete
  6. Saya nggak pernah rayain ultah, anak pun tak pernah aku biasakan untuk perayaan

    ReplyDelete
  7. Sekarang,saya juga tidak pernah mengatakan selamat ultah. Bahkan informasi tanggal lahir saya pun,tidak ditampilkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisa di setting yaa mba untuk tidak menampilkan ntif selamat ulang tahun

      Delete
  8. Sampai sekarang anak-anak nggak pernah dirayain ultahnya Mbak, meski teman mereka saat TK melakukannya:)

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Kunjungannya