Jerawat Kualat
dan Senyum Jahat
Jerawat,
Kau Sungguh Kualat
Tumbuh dipantat
Sangatlah sedap
“Owhh jadi kamu menyindir Saya”
Gdebruaaakkk, hardikan itu nyaring terdengar, amarahnya
memuncak. Aku tak mampu berkata, hanya bisa menundukkan kepala sambil mengutuk
dalam hati, “mengapa Aku punya ide
sekonyol itu mengarang puisi jerawat”. Sang senior bukan menyuruh Aku untuk
menjauh, dia malah memanggil senior lain dan Aku disuruh membacakan lagi puisi
sambil berdiri diatas meja. Aula yang sedari tadi bising dan ribut, tetiba hening.
Kembali Aku berpuis, semua tergelak tawa, menertawai Aku yang sedang menjadi
badut dadakan. “Uraaang, caliaklah, Adiakko menyindir Ambo” teriak sang Senior itu lagi sambil menunjukkan jerawat batu diwajahnya, kemudian
tertawa lebar disusul gelak tawa
senior-senior lain.
Begitulah kesan pertamaku
menempati asrama ini. Dimana Aku mesti melalui satu minggu masa perkenalan
siswi asrama (MAPERSA), yang mengharuskan kami penghuni asrama baru meminta
tanda tangan seluruh senior. Cerita naas soal jerawat bermula ketika mataku
tertuju pada salah seorang senior dari kelas dua, berwajah manis, mata bulat serta hidung mancung. Balutan
jilbab lebar berwarna hijau laut, menambah aksen ramah dirinya. Aku menghampirinya
kemudian berkenalan seraya meminta untuk berkenalan pastinya demi mendapatkan
tanda tangan. Kemudian Ia memintaku untuk membaca puisi, sebagai syarat mendapatkan tanda
tangannya. Manalah Aku hafal puisi,
entah dapat ilham dari mana, kukarang puisi jerawat malam itu. Belum cukup puas
mendengar Aku berpuisi, Kulihat Ia tersenyum jahat, kemudian mengoperku kepada seorang Uni yang lebih
senior, maka tragedi jerawatpun bermula.
Tahukah apa yang Aku rasa, selama seminggu MAPERSA.? Aku
menjadi bulan-bulanan para senior lantaran puisi jerawat. Hingga ketika Abang yang sedang kuliah di
Universitas Andalas datang menjengguk, Aku tidak bisa lagi berkata-kata,
kutumpahkan segala sedu sedan dihati. Aku menangis sesenggukan. Butuh waktu dua
jam untuk meredakan tangisku, hingga semuanya jadi terasa lega. Kehidupan diasrama memang penuh dengan makna,
suka maupun duka. Kesan pertama,
terkadang memang tidak selalu harus manis. Manis pahitnya ku telan sendiri, Aku
tak bisa mengadu, toh keinginan untuk bersekolah dengan sekolah berasrama
adalah murni atas kehendak Aku sendiri. Ah.. seandainya dulu ada instagram,
mungkin Aku sudah curhat lebay di instastory. Atau bikin hastag #SeniorGalaxs
biar jadi tranding topic.
Hari-hari berlalu, dan aku mulai bisa beradaptasi. Mempunyai teman yang
senasip sepenanggungan. Mengapa ku katakan begitu, sebab MAPERSA hanyalah awal
dari OSPEK yang sebenarnya. Karena kami siswa kelas satu mesti menghadapi
senior berlapis yaitu dari kelas dua dan kelas tiga. Apalagi ada undang-undang
tidak tertulis “senior selalu benar dan
jika senior bersalah maka kembali kepasal satu” terus berlaku. Maka lengkaplah penderitaan kami.
Desa Seribu Kenangan
Aku adalah seorang remaja tanggung
yang berasal dari pulau Bintan Kepulauan Riau, merantau jauh demi menuntut Ilmu
Agama pada sebuah sekolah Madrasah Aliyah Program Khusus yang terletak didesa
Koto Baru Padang Panjang. Sebuah desa ditepi jalan lintas Sumatera dibawah dua
kaki gunung Merapi dan Singgalang. Di
Desa itulah titik awal hijrahku. Aku baru mengerti batasan aurat yang syar’i,
mana yang boleh tampak mana yang tidak boleh. Juga batasan pergaulan dengan
lawan jenis, serta petuah haramnya pacaran dan wajibnya menjaga pandangan. Atas
kesadaran sendiri Aku kirmkan pula surat PHK (Pemutusan Hubungan Kekasih) untuk
pacarku ditsanawiyah. Ku kirimkan juga surat kepada Ibu, bercerita tentang
sekolahku serta permohonan maaf atas kenakalanku sebelumnya. Aku belajar ilmu
agama, mempelajari kitab kuning, tulisan Arab yang tidak berbaris juga menghapal Hadist Arbain. Baru ku tahu artinya ukhwah, lagu nasyid serta majalah Islami
seperti sabili, Annida, tarbawi.
Aku bahagia dan bangga bisa bersekolah disekolahan itu. Bahagianya adalah masa-masa remajaku kulalui dengan semangat menuntut ilmu, apalagi kelas kami dipisah antara siswa putra dan putri. Kelas putri jauh dibawah belakang asrama. Didepan kelasku tampak pemandangan indah gunung Singgalang serta hamparan ladang wortel. Hawa sejuknya membuat hati terasa tenang. Jika sedang jenuh melihat senior, Aku sering duduk-duduk di tangga dekat tabek, merenung sambil menikmati pemandangan Gunung Singgalang. Seringkali setiap panen tiba, kami turun keladang untuk membeli wortel dimakan mentah-mentah seperti kelinci. Jadi bagiku, cukup berimbanglah antara kekejaman senior dengan indahnya lukisan alam yang ada disekolahku.
Kini belasan tahun telah berlalu, namun kenangan akan asrama, gunung,
sawah ladang wortel selalu tergiang ingatan. Bagaimana bisa Aku lupakan semua
kenangan tentang asrama dan segala suka dan dukanya apalagi tentang puisi
jerawat, serta lukisan alam yang sangat menakjubkan. Menatap Gunung Merapi yang
berdiri gagah didepan gerbang sekolah, udara sejuk dan pemandangan gunung
Singgalang dibelakang asrama, dingin penuh mesteri. Sungguh tak mampu
kulukiskan dengan kata-kata.
Foto-foto kenangan diasrama masih
kusimpan rapi.
Kelak ketika Aku berkesempatan mengunjungi sekolahku membawa serta kedua
pasang malaikat kecilku. Aku ingin mengabadikan segala kisah dengan foto-foto
disetiap sudut kenangannya. Tentunya menggunakan kamera smartphone yang mempuni,
karena setiap sudut adalah kenangan.
Gunung, hamparan sawah dan derasnya air talago menyejukkan kalbu, dan
sayang jika tidak di abadikanan tanpa jepretan. Tentunya mesti dengan smartphone yang kapasitas memorynya besar, layarnya yang luas dan hasil gambarnya yang jernih. Maka Aku
mulai jatuh hati dengan smartphone HUAWEI nova 3i.
Lalu apasih keunggulan dari smaprtphone HUAWEI nova 3i, sini Aku
bisikkin :
Pertama : Modelnya keren dan kekinian
Gambar : website huawei.com |
Huaweinova 3i menyediakan model dua warna yang manarik yaitu : Black dan Iris Purple. Kemudian Layarnya
6,3 inchi FHD (2340 x1080) memberikan
pemandangan yang luas untuk hasil yang memuaskan. Tentulah kan kita Aku suka
memoret pemandangan alam.
Kedua : Memiliki Empat Kamera.
Gambar : website huawei.com |
Jadi Huawei nova
3i punya empat kamera AI 24 MP + 2 MP di bagian depan
dan 16 MP + 2 MP di belakang, Gunanya agar foto yang dihasilkan mengesankan dengan kejernihan yang
tinggi. Kemudian dua kamera depannya dilengkapi dengan teknologi AI scenery recognition yang kuat*.
Agar ketika Kamu Selfi, gambar yang di ambil lebih alami dan natural.
Ketiga : Memiliki Konektivitas
Yang Kuat dengan AI
Gambar : website huawei.com |
Dengan didukung teknologi AI yang dapat
menon-aktivkan suasana berisik, pangilan bervolume rendah dapat ditingkatkan
sehingga percakapan menjadi jelas dan berkualitas tinggi. Disamping itu juga
dapat meningkatkan kinerja walau berada dibawah terowongan.
Kuy, dari semua keunggulan yang Aku sebutin tadi, yakin nggak mau segera ganti hape. Kalau Aku sih Iyess #2018 Ganti Smartphone
Tulisan ini diikut sertakan dalam giveaway di blog nurulnoe.com