Lima kali melahirkan secara ceasar ? Begini rasanya (part1)

by - April 26, 2022

 


Operasi Caesar atau operasi sesar adalah salah satu proses persalinan atau proses mengeluarkan bayi dari rahim calon Ibu tanpa melalui jalan (liang) lahir atau vagina, melainkan melalui pembedahan yang dilakukan di perut Ibu (laparatomi) serta rahim (histerotomi) calon Ibu. Nah, disini saya akan ceritakan pengalaman melahirkan kelima anak dan semuanya melalui proses operasi ceasar. Tak banyak memang ibu yang bisa melahirakn ceasar sebanyak itu, bahkan dokter juga menyarankan hanya boleh tiga kali operasi ceasar. Tentu  akan ada pertanyaan kok bisa ceasar sih, apa tidak bisa diusahakan melahirkan secara spontan atau normal. Baiklah, saya akan ceritakan step by stepnya dari proses melahirkan anak pertama hingga anak kelima.

I.                    Kisah saya melahirkan anak pertama 24 September 2008

Awal Februari 2008 saya postif hamil anak pertama dengan usia kandungan 4 minggu. Saya menjalani kehamilan layaknya ibu-ibu hamil pada umumnya. Pusing, mual, muntah pada trimester pertama, yang demikian itu adalah suatu kewajaraan saya sangat bersyukur karena bisa menjalani masa-masa kehamilan secara normal selama sembilan bulan, hingga pada pada tanggal 23 bulan September yang juga saat itu bulan Ramadhan, jam dua dini hari saya sudah merasakan mulas dan keluar lendir bercampur darah. Karena belum ada pengalaman sama sekali juga ingat pesan almarhum ibu untuk melahirkan di rumah sakit, maka berangkatlah saya dan suami subuh itu juga ke RS AL Tanjungpinang.   Di Rumah sakit ada bidan jaga yang menangani saya, pas saat mengecek bukaan, baru bukaan pertama. Oleh bidan saya di suruh untuk berjalan-jalan agar bukaannya bertambah. Setiap beberapa waktu bidan mengecek bukaan, hingga malam hari bukaannya  bertambah hanya sampai bukaan 6.

Setiap nambah bukaan saya juga merasakan kontraksi dan sakitnya itu luar biasa.. jadi saya juga pernah merasakan rasa sakit menjelang melahirkan. Pada pagi harinya bukaan tidak bertambah, tidak terasa lagi kontraksi  dan gerakan bayi semakin melemah. Lalu dokter menyarankan untuk mengambil tindakan operasi. Suami setuju dan keluarga juga setuju, maka saat itu adalah operasi ceasar pertama dan oparasi ketiga yang saya alami selama hidup saya. Tepatnya hari Rabu, 24 September 2008 atau 24 Ramadhan, jam 10 pagi saya masuk keruang operasi.  Alhamdulillah operasi berjalan lancar, saat itu dokter anestesi mengambil tindakan bius lokal/ setempat (anastesi spinal), lahirlah bayi perempuan anak pertama kami dengan berat 3 kg dan panjang 50 cm. Setelah bidan memperlihatkan bayi saya dan jenis kelaminnya kemudian saya dibius seluruhnya. Adapun dokter yang membantu persalinan saya adalah dokter Basit SpOG.

Nah, seringkali saya dapat pertanyaan, kok bisa ceasar sih ? ya itu tadi, dari awal anak pertam akan lahir, bukaannya tidak maju-maju hingga diambilah tindakan operasi.



II.                  Pengalaman melahirkan ceasar anak kedua, 4 Maret 2010

Anak pertama usia 9 bulan, belum lagi bisa berjalan, baru bisa merayap dan tegak di dinding saya positif hamil anak kedua  juga dengan usia kandungan 4 minggu. Semua rasa bercampur saat itu antara senang juga khawatir. Khawartir sebab jarak  dengan anak pertama yang berdekatan. Saya menjalani masa kehamilan anak kedua dengan sangat berat. Dalam kedaan mual, pusing dan selalu ingin muntah saya tetap harus mengurus anak pertama yang sedang aktif, tidak bisa di tinggal juga harus selalu dalam pantauan. Karena menghadapi keaktifan anak pertama yang memang sedang masa-masanya belajar merangkak dan berdiri, rasa pusing dan mual tidak terlalu saya hiraukan.

Pada bulan Oktober 2009, di usia kandungan 5 bulan saya ikut suami ke Malaysia, disana suami mengajar pada salah satu ma’had tahfiz terletak di Bangi Selangor Malaysia dekat dengan kampus Universitas Kebangsaan Malaysia. Dengan suami, kami memutuskan untuk melahirkan di Malaysia karena biaya melahirkan jika nanti akan operasi ceasar lebih murah dari pada di Indonesia. Setiap dua minggu sekali saya rutin kontrol di klinik, kalau bahasa sininya pukesmas. Setiap kontrol selalu cek darah dan cek urine dengan biaya 30 ringgit Malaysia. Ada yang beda dengan di negara kita dimana, pemerintah disana sangat memperhatikan ibu hamil dan ibu-ibu yang akan melahirkan, Jika saya tidak datang kontrol ke klinik Bangi pada tanggal yang telah dijadwalkan maka perawat akan menelpon dan menanyakan alasan ketidakhadiran di klinik.

Memasuki usia kandungan 30 minggu saya dirujuk ke rumah sakit besar. Kami memilih untuk melahirkan di Hospital Putrajaya Malaysia. Disana saya bertemu dengan dokter yang lebih senior dan bertanya kondisi  kehamilan anak pertama secara detail seperti : usia anak pertama, jenis kelamin, alasan operasi ceasar pertama hingga berapa hari dirawat di rumah sakit ketika melahirkan anak pertama. Oleh dokter tersebut saya di usahakan untuk tetap melahirkan normal dengan catatan berat janin tidak boleh lebih dari 3 kg dan lagi saya disuruh menunggu sampai terasa kontraksi. Saat itu dokter bilang jika anak kedua nanti operasi maka, anak selanjutnya harus lahir secara ceasar, maka kali ini di usahakan untuk bisa melahirkan secara normal.

Hari berlalu, namun tidak ada tanda-tanda akan melahirkan, sementara saya semakin kepayahan. Karena sudah tidak tahan lagi merakasan sakit di perut bagian bawah juga sel*gka*g. Saya kerumah sakit dan oleh dokter jam 2 siang atau jam 14, di ambil tindaka operasi. Maka  pada hari Kamis, 4 Maret 2010 lahirkan anak kedua kami berjenis kelamin laki-laki dengan berat 3400 gram dan panjang 54 cm.

Jadi disini udah jelas ya anak pertama dan kedua lahirnya melalui tindakan operasi,

Yuk lanjut pengalaman melahirkan anak ketiga 

You May Also Like

1 komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya