Lima kali melahirkan secara ceasar ? Begini rasanya (part1)
Operasi Caesar atau operasi sesar adalah salah satu proses
persalinan atau proses mengeluarkan bayi dari rahim calon Ibu tanpa melalui
jalan (liang) lahir atau vagina, melainkan melalui pembedahan yang dilakukan di
perut Ibu (laparatomi) serta rahim (histerotomi) calon Ibu. Nah, disini
saya akan ceritakan pengalaman melahirkan kelima anak dan semuanya melalui
proses operasi ceasar. Tak banyak memang ibu yang bisa melahirakn ceasar
sebanyak itu, bahkan dokter juga menyarankan hanya boleh tiga kali operasi
ceasar. Tentu akan ada pertanyaan kok
bisa ceasar sih, apa tidak bisa diusahakan melahirkan secara spontan atau
normal. Baiklah, saya akan ceritakan step by stepnya dari proses melahirkan
anak pertama hingga anak kelima.
I.
Kisah saya melahirkan anak pertama 24 September 2008
Awal Februari 2008 saya postif hamil anak pertama dengan usia
kandungan 4 minggu. Saya menjalani kehamilan layaknya ibu-ibu hamil pada
umumnya. Pusing, mual, muntah pada trimester pertama, yang demikian itu adalah
suatu kewajaraan saya sangat bersyukur karena bisa menjalani masa-masa
kehamilan secara normal selama sembilan bulan, hingga pada pada tanggal 23 bulan
September yang juga saat itu bulan Ramadhan, jam dua dini hari saya sudah
merasakan mulas dan keluar lendir bercampur darah. Karena belum ada pengalaman
sama sekali juga ingat pesan almarhum ibu untuk melahirkan di rumah sakit, maka
berangkatlah saya dan suami subuh itu juga ke RS AL Tanjungpinang. Di Rumah sakit ada bidan jaga yang menangani
saya, pas saat mengecek bukaan, baru bukaan pertama. Oleh bidan saya di suruh
untuk berjalan-jalan agar bukaannya bertambah. Setiap beberapa waktu bidan
mengecek bukaan, hingga malam hari bukaannya bertambah hanya sampai bukaan 6.
Setiap nambah bukaan saya juga merasakan kontraksi dan sakitnya
itu luar biasa.. jadi saya juga pernah merasakan rasa sakit menjelang
melahirkan. Pada pagi harinya bukaan tidak bertambah, tidak terasa lagi
kontraksi dan gerakan bayi semakin
melemah. Lalu dokter menyarankan untuk mengambil tindakan operasi. Suami setuju
dan keluarga juga setuju, maka saat itu adalah operasi ceasar pertama dan
oparasi ketiga yang saya alami selama hidup saya. Tepatnya hari Rabu, 24
September 2008 atau 24 Ramadhan, jam 10 pagi saya masuk keruang operasi. Alhamdulillah operasi berjalan lancar, saat
itu dokter anestesi mengambil tindakan bius lokal/ setempat (anastesi spinal),
lahirlah bayi perempuan anak pertama kami dengan berat 3 kg dan panjang 50 cm.
Setelah bidan memperlihatkan bayi saya dan jenis kelaminnya kemudian saya
dibius seluruhnya. Adapun dokter yang membantu persalinan saya adalah dokter
Basit SpOG.
Nah, seringkali saya dapat pertanyaan, kok bisa ceasar sih ?
ya itu tadi, dari awal anak pertam akan lahir, bukaannya tidak maju-maju hingga
diambilah tindakan operasi.
II.
Pengalaman melahirkan ceasar anak kedua, 4 Maret 2010
Anak
pertama usia 9 bulan, belum lagi bisa berjalan, baru bisa merayap dan tegak di
dinding saya positif hamil anak kedua
juga dengan usia kandungan 4 minggu. Semua rasa bercampur saat itu
antara senang juga khawatir. Khawartir sebab jarak dengan anak pertama yang berdekatan. Saya
menjalani masa kehamilan anak kedua dengan sangat berat. Dalam kedaan mual,
pusing dan selalu ingin muntah saya tetap harus mengurus anak pertama yang
sedang aktif, tidak bisa di tinggal juga harus selalu dalam pantauan. Karena
menghadapi keaktifan anak pertama yang memang sedang masa-masanya belajar
merangkak dan berdiri, rasa pusing dan mual tidak terlalu saya hiraukan.
Pada bulan
Oktober 2009, di usia kandungan 5 bulan saya ikut suami ke Malaysia, disana
suami mengajar pada salah satu ma’had tahfiz terletak di Bangi Selangor
Malaysia dekat dengan kampus Universitas Kebangsaan Malaysia. Dengan suami,
kami memutuskan untuk melahirkan di Malaysia karena biaya melahirkan jika nanti
akan operasi ceasar lebih murah dari pada di Indonesia. Setiap dua minggu
sekali saya rutin kontrol di klinik, kalau bahasa sininya pukesmas. Setiap kontrol
selalu cek darah dan cek urine dengan biaya 30 ringgit Malaysia. Ada yang beda
dengan di negara kita dimana, pemerintah disana sangat memperhatikan ibu hamil
dan ibu-ibu yang akan melahirkan, Jika saya tidak datang kontrol ke klinik
Bangi pada tanggal yang telah dijadwalkan maka perawat akan menelpon dan menanyakan
alasan ketidakhadiran di klinik.
Memasuki usia
kandungan 30 minggu saya dirujuk ke rumah sakit besar. Kami memilih untuk
melahirkan di Hospital Putrajaya Malaysia. Disana saya bertemu dengan dokter
yang lebih senior dan bertanya kondisi
kehamilan anak pertama secara detail seperti : usia anak pertama, jenis
kelamin, alasan operasi ceasar pertama hingga berapa hari dirawat di rumah
sakit ketika melahirkan anak pertama. Oleh dokter tersebut saya di usahakan
untuk tetap melahirkan normal dengan catatan berat janin tidak boleh lebih dari
3 kg dan lagi saya disuruh menunggu sampai terasa kontraksi. Saat itu dokter
bilang jika anak kedua nanti operasi maka, anak selanjutnya harus lahir secara
ceasar, maka kali ini di usahakan untuk bisa melahirkan secara normal.
Hari berlalu,
namun tidak ada tanda-tanda akan melahirkan, sementara saya semakin kepayahan.
Karena sudah tidak tahan lagi merakasan sakit di perut bagian bawah juga
sel*gka*g. Saya kerumah sakit dan oleh dokter jam 2 siang atau jam 14, di ambil
tindaka operasi. Maka pada hari Kamis, 4
Maret 2010 lahirkan anak kedua kami berjenis kelamin laki-laki dengan berat
3400 gram dan panjang 54 cm.
Jadi
disini udah jelas ya anak pertama dan kedua lahirnya melalui tindakan operasi,
Yuk lanjut
pengalaman melahirkan anak ketiga
1 komentar
Luar biasa kk
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungannya