BUNDA AJARKAN ANAKMU UNTUK BERKARYA (Part 1)

by - September 24, 2017

Setelah membaca tulisan mbak Nurul tentang Perempuan harus bergerak statis, Saya jadi tergerak untuk menuliskan tentang perlunya anak-anak di ajarkan untuk berkarya sedari dini. Di era digital, segala perubahan terus berpacu, yang cepat akan melesat maju, dan yang lamban akan ketinggalan. Begitu juga halnya dengan perempuan, gembar- gembor emansipasi menjadikan sebagian wanita meninggalkan kodratnya dari seorang ratu dirumah menjadi wanita pekerja. Dahulu kaum perempuan hanya terkukung dirumah, namun kini perempuan bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya kemudian mengecap karier yang gemilang. Namun satu hal yang  perlu diingat, setinggi apapun pendidikan yang ditempuhnya, tetap pada akhirnya rumah adalah tempat labuhan ternyaman yang menjadikannya seorang ratu didalam rumah.
Seingat saya dahulu semenjak sekolah dasar hingga selesai bangku perkuliahan. Pendidikan di negara kita hanya menekankan bahwa sukses itu dengan mendapatkan pekerjaan layak (menjadi pegawai), maka tak heran ketika ditanya apa cita-cita, maka banyak yang menjawab ingin menjadi dokter, guru, insyinyur dll.   Termasuk saya yang saat itu ingin sekali menjadi seorang guru, karena kedua orang tua adalah guru. Allm Ibu adalah wanita luar biasa, semasa kecil hingga sebelum beliau berpulang saya selalu setia mendengar kisah perjuangan beliau hingga menjadi seorang sarjana dan bisa sukses menjadi seorang guru.
                Beliau bercerita, dimasa-masa sekolah tetap membantu kakak-kakaknya kesawah dan mengembala kerbau untuk biaya sekolah, banyak cemeehan dari orang-orang yang meragukan kegigihan ibunda untuk bisa sekolah karena terkendala dengan ekonomi yang sulit masa itu. Berkat kegigihan ibunda, beliau mampu meraih gelar sarjana dan menjadi seorang guru. Karena tidak mau anak-anak juga mengalami kesulitan seperti yang dialami ibu. Ibu saya selalu berpesan agar kuliah tinggi dan bisa bekerja nantinya (pegawai negeri : karena kedua orang tua saya adalah PNS).  Barangkali bukan saja saya yang mendapat motovasi seperti itu, banyak juga dari kita yang memiliki tanggung jawab dari  haapan orang tua, karena bagi sebagian orang sukses itu adalah mendapat pekerjaan layak dan duduk dibelakang meja.
                Bahkan menurut ayah saya yang saat in telah berusia 74 tahun, bagi beliau sukses adalah dengan menjadi seorang pegawai negeri. Kerja tidak terlalu berat, namun mendapat jaminan gaji setiap bulan tanpa terancam PHK, bahkan setelah pensiun pun uang pensiuan masih terus mengalir setiap bulannya. Ayah saya berpendapat begitu bukan tanpa alasan, karena di usia saat ini, beliau menerima uang pensiun ganda, tambahan dari almarhum ibu, jika ditotal lima juta kurang, dan itu tidak pernah telat setiap bulannya. Dengan jumlah uang segitu, ayah tidak lagi menysahkan anak-anak, bahkan anak-anak saya selalu mendapat jatah uang jajan setiap bulan dari atoknya.

Bersambung 

Photo Pixbay

You May Also Like

2 komentar

  1. sama aja mba orang tua saya sampai sekarang begini...tetep kekeh pengen saya jadi PNS....padahal saya pengennya jadi penulis

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Kunjungannya