BUNDA AJARKAN ANAKMU UNTUK BERKARYA (Part 1)
Setelah
membaca tulisan mbak Nurul tentang Perempuan harus bergerak statis, Saya jadi
tergerak untuk menuliskan tentang perlunya anak-anak di ajarkan untuk berkarya
sedari dini. Di era digital, segala perubahan terus berpacu, yang cepat akan
melesat maju, dan yang lamban akan ketinggalan. Begitu juga halnya dengan
perempuan, gembar- gembor emansipasi menjadikan sebagian wanita meninggalkan
kodratnya dari seorang ratu dirumah menjadi wanita pekerja. Dahulu kaum
perempuan hanya terkukung dirumah, namun kini perempuan bisa mengenyam pendidikan
setinggi-tingginya kemudian mengecap karier yang gemilang. Namun satu hal
yang perlu diingat, setinggi apapun
pendidikan yang ditempuhnya, tetap pada akhirnya rumah adalah tempat labuhan
ternyaman yang menjadikannya seorang ratu didalam rumah.
Seingat saya dahulu
semenjak sekolah dasar hingga selesai bangku perkuliahan. Pendidikan di negara
kita hanya menekankan bahwa sukses itu dengan mendapatkan pekerjaan layak (menjadi
pegawai), maka tak heran ketika ditanya apa cita-cita, maka banyak yang
menjawab ingin menjadi dokter, guru, insyinyur dll. Termasuk
saya yang saat itu ingin sekali menjadi seorang guru, karena kedua orang tua
adalah guru. Allm Ibu adalah wanita luar biasa, semasa kecil hingga sebelum
beliau berpulang saya selalu setia mendengar kisah perjuangan beliau hingga
menjadi seorang sarjana dan bisa sukses menjadi seorang guru.
Beliau
bercerita, dimasa-masa sekolah tetap membantu kakak-kakaknya kesawah dan
mengembala kerbau untuk biaya sekolah, banyak cemeehan dari orang-orang yang
meragukan kegigihan ibunda untuk bisa sekolah karena terkendala dengan ekonomi
yang sulit masa itu. Berkat kegigihan ibunda, beliau mampu meraih gelar sarjana
dan menjadi seorang guru. Karena tidak mau anak-anak juga mengalami kesulitan
seperti yang dialami ibu. Ibu saya selalu berpesan agar kuliah tinggi dan bisa
bekerja nantinya (pegawai negeri : karena kedua orang tua saya adalah
PNS). Barangkali bukan saja saya yang
mendapat motovasi seperti itu, banyak juga dari kita yang memiliki tanggung
jawab dari haapan orang tua, karena bagi
sebagian orang sukses itu adalah mendapat pekerjaan layak dan duduk dibelakang
meja.
Bahkan
menurut ayah saya yang saat in telah berusia 74 tahun, bagi beliau sukses
adalah dengan menjadi seorang pegawai negeri. Kerja tidak terlalu berat, namun
mendapat jaminan gaji setiap bulan tanpa terancam PHK, bahkan setelah pensiun
pun uang pensiuan masih terus mengalir setiap bulannya. Ayah saya berpendapat
begitu bukan tanpa alasan, karena di usia saat ini, beliau menerima
uang pensiun ganda, tambahan dari almarhum ibu, jika ditotal lima juta kurang,
dan itu tidak pernah telat setiap bulannya. Dengan jumlah uang segitu, ayah
tidak lagi menysahkan anak-anak, bahkan anak-anak saya selalu mendapat jatah
uang jajan setiap bulan dari atoknya.
Bersambung
Photo Pixbay
2 komentar
Benar
ReplyDeletesama aja mba orang tua saya sampai sekarang begini...tetep kekeh pengen saya jadi PNS....padahal saya pengennya jadi penulis
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungannya