10 Alasan Pentingnya Makan Bersama di Dalam Keluarga

by - September 26, 2017


                Saya dan suami berbeda karakter. Mungkin itu yang namanya jodoh, saling mengisi kekurangan masing –masing, saya yang selalu pesimis,  ragu-ragu dan penakut dipertemukan Allah dengan laki-laki yang selalu bahkan menurut saya sangat optimis, tidak takut sama sesiapun (kecuali Allah)/pemberani dan cepat mengambil keputusan. Termasuk berbeda latar belakang, saya dilahirkan dari kedua orang tua yang bekerja, sementara ibu mertua saya adalah seorang ibu rumah tangga.
                Saya lahir dikota kecil, kedua orangtua saya berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Karena Ibu saya adalah wanita pekerja, jadi kami sedari kecil sudah terbiasa mengurus keperluan sendiri-sendiri. Jika lapar, lauk pauk sudah tersedia dalam tudung saji diatas meja makan, tinggal makan sendiri-sendiri. Karena semua serba dilakukan sendiri, maka jarang sekali ada momen makan bersama didalam keluarga kami, kecuali saat buka puasa di bulan Ramadhan.
                Hal ini bertolak belakang dengan keluarga suami, beliau lahir dan besar di kaki bukit pada salah satu kampung diSumatera Barat. Di kampung-kampung laki-laki minang bisa dikatakan jarang sekali menginjak dapur. Semua keperluan dilayani oleh istri. Pada waktu jam makan, setiap keluarga akan makan bersama, hidangan diletakkan diatas tikar yang telah terbentang, semua anggota keluarga duduk untuk makan bersama. Ibu mertua dan anak-anaknya tidak akan makan sebelum sang Ayah pulang dari ladang. Apa begitu panggilan untuk ayah mertua saya, saat beliau pulang dari ladang, maka piring dan lauk-paukpun dihidangkan, setelah selesai makan, barulah piring-piring diangkat dan dibersihkan. Namun setelah makan, anggota keluarga tidak langsung berpencar, ada beberapa obrolan dan nasehat-nasehat dari ayah mertua saya.  Apalagi jika pada saat moment makan malam, setelah piring dibersihkan, ayah mertua memulai diskusi, tak jarang disikusi sesama anggota keluarga hingga larut malam. Itulah yang terjadi dikeluarga suami hingga sekarang.
Tradisi dalam keluarga saya, jika dilihat mungkin lebih terkesan praktis dan tidak merepotkan satu sama lain. Tapi justru hal itu berdampak hingga kami dewasa, keakraban sesama saudara jadi agak berkurang.Ketika ada masalah kami selalu menyelesaikannya sendiri-sendiri. Jarang sekali bermbuk untuk bermusyawarah. Apalagi ketika televisi sudah berada dikamar masing-masing, maka ruang keluarga pun kini terlihat lengang. Karena anggota keluarga lebih nyaman berada didalam kamar.
Bagi keluarga suami, yang telah terbiasa berdiskusi setelah makan, menjadikan mereka akrab sesama saudara hingga dewasa. Ketika ada suatu  masalah,  hal itu didiskusikan bersama kemudian dicarikan jalan keluarnya. Bahkan ketika anak-anak telah berpencar hidup dirantau. Ketika ada permasalahan, suami tetap menelpon adik-adiknya berembuk untuk meminta pendapat. Tradisi itu yang saya terapkan keanak-anak, walaupun anak-anak masih kecil, ketika buyanya lagi dirumah, kami makan bersama mereka bisa makan sendiri-sendiri termasuk sikecil Adam yang usianya empat tahun. Tapi sejak saya hamil, saya ngungsi sementara kerumah orangtua. Saya sering sekali kerepotan sebab anak-anak susah untuk makan, terpaksa saya harus menyuapkan satu persatu.
Tradisi keluarga akan berbeda-beda, namun jangan remehkan moment makan bersama sesama anggota kelaurga karena itu adalah hal yang sangat penting, pada saat itulah seluruh anggota keluarga berkumpul.
Berikut 10 Alasan pentingnya  makan bersama yang di kutip dari situs Kompas.com
1. Nutrisi lebih baik. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa keluarga yang makan bersama-sama memiliki nutrisi yang lebih baik secara keseluruhan. Hal ini juga menurunkan risiko berbagai penyakit dan obesitas. Anak-anak dan orangtua mereka akan lebih banyak makan sayuran, sehingga mendapatkan lebih banyak vitamin dan nutrisi.
2. Performa anak-anak lebih baik di sekolah. Menurut sebuah penelitian tahun 2005 di Universitas Columbia, remaja yang makan bersama keluarga mereka setidaknya lima kali seminggu lebih mungkin mendapatkan nilai yang lebih baik di sekolah. Anak-anak yang makan dengan keluarga mereka juga memiliki sikap yang lebih positif tentang masa depan mereka.
3. Meningkatnya komunikasi. Makan malam bersama dalam keluarga untuk memberi kesempatan untuk komunikasi. Percakapan selama makan memberi kesempatan bagi keluarga untuk menjalin ikatan dan terhubung satu sama lain. Hal ini juga memungkinkan orangtua dan anak-anak untuk mendiskusikan topik-topik menyenangkan dan serius, dan saling belajar.
4. Mengembangkan keterampilan sosial. Makan bersama juga membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial yang baik karena mereka belajar menjadi pendengar yang baik, dan sabar menunggu sementara orang lain sedang berbicara.  Mereka juga menjadi ingin tahu tentang orang lain bukan hanya fokus pada diri sendiri.

5. Mengajarkan sopan santun di meja makan.
 Kesempatan yang baik bagi orangtua untuk mengajarkan anak-anak mereka sopan santun di meja makan. Jika anak-anak tumbuh tanpa tata krama di meja makan, itu akan menciptakan banyak masalah bagi mereka dalam keberhasilan masa depan mereka.
6. Mengurangi penyalahgunaan zat. Menurut sebuah penelitian oleh Pusat Nasional Ketergantungan dan Penyalahgunaan Zat di Universitas Colombia, keluarga yang tidak makan malam bersama tiga setengah kali lebih rentan terhadap penyalahgunaan resep dan obat lainnya. Makan malam keluarga tentu mengurangi tingkat penyalahgunaan zat di kalangan orang dewasa dan anak-anak dalam keluarga.

7. Hubungan baik. 
Makan malam keluarga merupakan kesempatan yang ideal untuk memperkuat ikatan keluarga. Anak-anak dapat menggunakan waktu makan malam untuk membicarakan hal-hal penting atau meminta orang tua mereka menjawab pertanyaan anak-anak. Kegiatan membangun hubungan juga bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak terutama saat mereka menghadapi masalah-masalah yang lebih sulit di usia remaja.

8. Lebih hemat. Makanan beli tentunya lebih mengeluarkan biaya daripada makanan yang disiapkan di rumah. Jadi, ini akan menghemat banyak uang dalam jangka panjang.

9. Meningkatkan cita rasa anak-anak. Makan bersama berarti memasak makanan yang umum untuk seluruh anggota keluarga. Dengan cara ini, anak mengenal makanan baru dan tidak menjadi rewel tentang pilihan makanan.

10. Struktur dan rutin. Rutinitas membantu anak-anak menemukan organisasi dan kemantapan dalam kehidupan keluarga mereka. Makanan keluarga secara teratur memberikan anak-anak rasa yang normal dan mereka dapat menikmati saat-saat ini setiap hari.



                

You May Also Like

0 komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya