Ketika Hijabmu Tak Selebar Dulu
Risalah ini di tujukan buat
teman-teman, kakak-kakak, adik – adik seperjuangan, semasa diasrama dan saat
kita tinggal diwisma akhwat, juga untuk siapa
saja yang dulu pernah mengecap manisnya dakwah, ukhwah dan hidayah, ketika dikampus
dengan label ADK, Aktivis Dakwah Kampus. Sudah lama ku ingin menuliskan gelisahan di
hati, tentang aku, kamu, kita dulu dan kini.
Ukhti, ingatkah dulu saat kita
masih di kampus, menjadikan kampus tidak hanya sekedar belajar teori, namun
lebih dari itu, kita berkumpul membuat sebuah komunitas guna menjadikan kampus sarana
pembelajaran sejati yang berbalut dakwah. Kita berpacu menebar kebaikan dengan
semangat menjadikan kampus Islami.
Kata-kata seorang pemateri saat daurah
ketika aku menyandang status mahasiswa baru, selalu tergiang di telinga, bahwa
mahasiswa itu adalah agent of change, agen perubahan dimana jika seorang
mahasiswa bertumbuh kepada kebaikan,
maka dia akan menebar manfaat untuk orang lain, begitu pula sebaliknya. Tergiang
lagi pesan dari ketua Lembaga Dakwah Kampus,
bahwa dakwah itu adalah “ishlahunafsi wa wad’u li ghairihi” dakwah
itu memperbaiki diri dan mengajak orang lain. Semangat itu pun terus menebar di
dada kita, untuk mengajak orang lain kepada kebaikan.
Ukhti, ingatkah dirimu, ketika kita selalu datang ke
kampus pagi sekali, saat kampus masih sepi, mahasiswa lain mungkin masih
terlelap atau sibuk berkemas dan kita terburu- buru menuju mesjid kampus guna
mendengar tausiyah, juga mengagendaakan suatu kegiatan. Hari – hari kita di isi
dengan kuliah,rapat dan rapat. Hingga kita pun jarang merasakan hari libur, karena
kita selalu punya agenda menghadiri
daurah, kajian dhuha, tasqif,training dan liqa’ mingguan
Ukhti, ingatkah dirimu, saat dulu
kita masih belum mempunyai handphone secanggih smartphone, android, iphone,
juga tanpa whatapps, facebook, twitter dan instagram. Kita begitu bahagia
karena hari-hari kita disini dengan tilawah dan almatsurat, juga saling tanya
kondisi Iman.
Kini, bertahun sudah kita meninggalkan
kampus, masing- masing kita telah menyebar, merantau serta kembali ke daerah asal. Kita masih bisa
bertemu dan bertegur sapa walau hanya di dunia maya, banyak yang berubah pada
diri kita, seiring bertambahnya usia, juga berganti status sebagai istri dan
seorang ibu, fisik semakin berisi juga perubahan pada jilbab lebar mu yang dulu
melebihi siku kini mengecil di atas siku. Lama kelamaan mengerucut mengikuti
mode kekinian. Tidak ada yang salah dengan dirimu, karena kondisi itu masih
dalam batasan menutup aurat, namun aku hanya ingin bertanya, kemana jilbab
lebarmu yang selalu berkibar dulu …
5 komentar
Masih tetap berkibar seprti dulu in sya Allah...rasanya gimnaa klo menaikkan jilbab yg sdh trbiasa panjang...bahkan skrg in sya Allah akan brtmbah..wlu kdg klo drumah pakai yg sebatas pinggang atau atas sdkt...krn harus trburu2 mngejar 2 buyung y super lincah...jg koskaki yg kdg lupa trpksi...sbnrnya maluu...smf kdepan sterburu2 appun msh lngkap kluar rumah...😄😁😢
ReplyDeleteSemangat kakak. Keep istiqamah :-)
ReplyDeleteBtw dah jadi nih blog nya
Masih bisa di copy paste,mbak ini artikelnya..jadi blm aman
ReplyDeleteIni.dian mandiri
ReplyDeletemungkin mengikuti jaman mbak, sesekali mereka ingin tampil modis.. Mungkin ya.. Namun jika teman2 mbak membaca tulisan ini kembali, mungkin tamparan kecil juga buat mereka, dan berdoa saja mereka kembali memanjangkan hijabnya sampai dibawah perutnya
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungannya