Ketika Hijabmu Tak Selebar Dulu

by - April 02, 2017

Risalah ini di tujukan buat teman-teman, kakak-kakak, adik – adik seperjuangan, semasa diasrama dan saat kita tinggal diwisma akhwat,  juga untuk siapa saja yang dulu pernah mengecap manisnya dakwah, ukhwah dan hidayah, ketika dikampus dengan label ADK, Aktivis Dakwah Kampus.  Sudah lama ku ingin menuliskan gelisahan di hati, tentang aku, kamu, kita dulu dan kini.

Ukhti, ingatkah dulu saat kita masih di kampus, menjadikan kampus tidak hanya sekedar belajar teori, namun lebih dari itu, kita berkumpul membuat sebuah komunitas guna menjadikan kampus sarana pembelajaran sejati yang berbalut dakwah. Kita berpacu menebar kebaikan dengan semangat menjadikan kampus Islami.

Kata-kata seorang pemateri saat daurah ketika aku menyandang status mahasiswa baru, selalu tergiang di telinga, bahwa mahasiswa itu adalah agent of change, agen perubahan dimana jika seorang mahasiswa  bertumbuh kepada kebaikan, maka dia akan menebar manfaat untuk orang lain, begitu pula sebaliknya. Tergiang lagi pesan dari ketua Lembaga Dakwah Kampus,  bahwa dakwah itu adalah “ishlahunafsi wa wad’u li ghairihi” dakwah itu memperbaiki diri dan mengajak orang lain. Semangat itu pun terus menebar di dada kita, untuk mengajak orang lain kepada kebaikan.

Ukhti,  ingatkah dirimu, ketika kita selalu datang ke kampus pagi sekali, saat kampus masih sepi, mahasiswa lain mungkin masih terlelap atau sibuk berkemas dan kita terburu- buru menuju mesjid kampus guna mendengar tausiyah, juga mengagendaakan suatu kegiatan. Hari – hari kita di isi dengan kuliah,rapat dan rapat. Hingga kita pun jarang merasakan hari libur, karena  kita selalu punya agenda menghadiri daurah, kajian dhuha, tasqif,training dan liqa’ mingguan

Ukhti, ingatkah dirimu, saat dulu kita masih belum mempunyai handphone secanggih smartphone, android, iphone, juga tanpa whatapps, facebook, twitter dan instagram. Kita begitu bahagia karena hari-hari kita disini dengan tilawah dan almatsurat, juga saling tanya kondisi Iman.

Kini, bertahun sudah kita meninggalkan kampus, masing- masing kita telah menyebar, merantau serta  kembali ke daerah asal. Kita masih bisa bertemu dan bertegur sapa walau hanya di dunia maya, banyak yang berubah pada diri kita, seiring bertambahnya usia, juga berganti status sebagai istri dan seorang ibu, fisik semakin berisi juga perubahan pada jilbab lebar mu yang dulu melebihi siku kini mengecil di atas siku. Lama kelamaan mengerucut mengikuti mode kekinian. Tidak ada yang salah dengan dirimu, karena kondisi itu masih dalam batasan menutup aurat, namun aku hanya ingin bertanya, kemana jilbab lebarmu yang selalu berkibar dulu …  

You May Also Like

5 komentar

  1. Masih tetap berkibar seprti dulu in sya Allah...rasanya gimnaa klo menaikkan jilbab yg sdh trbiasa panjang...bahkan skrg in sya Allah akan brtmbah..wlu kdg klo drumah pakai yg sebatas pinggang atau atas sdkt...krn harus trburu2 mngejar 2 buyung y super lincah...jg koskaki yg kdg lupa trpksi...sbnrnya maluu...smf kdepan sterburu2 appun msh lngkap kluar rumah...😄😁😢

    ReplyDelete
  2. Semangat kakak. Keep istiqamah :-)

    Btw dah jadi nih blog nya

    ReplyDelete
  3. Masih bisa di copy paste,mbak ini artikelnya..jadi blm aman

    ReplyDelete
  4. mungkin mengikuti jaman mbak, sesekali mereka ingin tampil modis.. Mungkin ya.. Namun jika teman2 mbak membaca tulisan ini kembali, mungkin tamparan kecil juga buat mereka, dan berdoa saja mereka kembali memanjangkan hijabnya sampai dibawah perutnya

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Kunjungannya