Dan next cerita kita berlanjut, padahal awalnya mau cerita soal masa orientasi siswa ketika saya di aliyah, tapi kok malah cerita dari zaman krucil.. tapi tak apalah, ini adalah muqadimah atau titik awal aku melangkah menuntut ilmu menuju ke sumatera barat. Ini lah sebab musabab ngapa aku nya punya keinginan kuat untuk sekolah Agama di Padang sana.
Hal ini bermula ketika ketekunan ku belajar agama di Madrasah Diniyah Awaliayah (MDA) masjid At Taqwa di jalan Sumatera itu, pemahaman agamaku agak sedikit lebih banyak di bandingkan dengan taman- teman di sekolah. Setiap minggu pagi, pas acara didikan shubuh, aku selalu tampil kedepan : pidato, kalo tidak jadi Mc, Kalo tidak baca hafalan surat pendek. Konsep pidato untuk aku yang seukuran anak SD udah bikin sendiri itu luar biasa, nyontek di belutin khutbah jum’at yang selalu di bawa ayah. Berbagai macam lomba aku ikuti saat masih di MDA,mulai dari lomba : pidato, praktek sholat, hapalan surat pendek,hafalan do’a harian, karena setiap acara hari besar Islam Mesjid kami selalu mengadakan berbagai macam lomba. Aku juga sering di utus untuk mengikuti lomba antar mesjid yang biasa nya di adakan di Mesjid Raya untuk sekota Tanjungpinang. Berbagai prestasi aku ukir saat itu di zaman SD, di tambah lagi prestasi di sekolah tak pernah keluar dari rangking tiga besar di kelas. Namun masa – masa kegemilangan itu nampaknya hanya sebatas zaman sekolah dasar.
Nah,karena sepertinya aku lebih minat pada bidang agama, maka saat itu di kota Tanjungpinang ini, geliat agama tidak seperti sekarang, dulu nya belum ada pondok pesantren. Yang ada di Jawa atau pun di sumatera, tapi nampaknya, Ibuku gak akan rela anak nya baru tamat SD di lepas jauh-jauh. Sekolah Islam terpadu seperti SMP IT saat ini pun dulu nya belum ada. Makanya keinginan satu – satu nya ketika itu adalah masuk MTs N (Madrasah Tsanawiyah ). Teman – teman di SD tak ada yang minat masuk ke Mts ini, apalagi teman di MDA, hanya aku seorang sahaja yang minat, padahal aku anak juara lah istilah nya pada waktu itu, tak lepas dari tiga besar di kelas walau tak juara umum,di kenal sebagai anak juara. Semua terheran-heran karena Mts ini adalah tempat anak – anak buangan istilah nya, anak – anak dengan NEM (Nilai Ebtanas Murni) rendah dan tak jebol masuk SMP negeri, maka masuklah mereka ke Mtsn ini.