Kepada Teman Perempuan

by - June 06, 2017



Ceritakanlah tentang mimpi kemarin, nyala korek api, nyanyian daun, bisikan angin, buku-buku yang membakar do’a – do’a dan lumpur serta bau tanah yang masih memenuhi laci lemarimu.
Mau kah, ku ajak untuk pergi bersama angin, meski malam berjalan bagai panas yang menghanguskan.
“Aku sudah penat,” katamu,
“Aku ingin mematahkan belenggu-belenggu yang membuat letih kakiku,”ujarmu lagi.
Tunggulah kawan
Sebentar,
Kita sudah letih mendaki jalan ini, jiwa kita gemetaran terhadap teror perjalanan.
Tapi,
Tetaplah berdiri diatas kakimu,
Karena di persimpangan jalan, kita masih bisa menatap Mentari.
Walau dengan itu, kau mesti mencari serpihan kulit yang kau robek dari tanganmu sendiri.
Tanjungpinang, 4 Juni 2017
sekarang, lago nyoba - nyoba buat puisi, untuk  ikutan give away dari joeragan artikel
hu huhu , itu sebenarnya puisi lama sejak 10 tahun lalu dan di modifikasi, sekarang udah ngga bisa bikun puisi lagi ..
hu hu hu


You May Also Like

0 komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya