Sendy Hadiat , Perempuan Tangguh Penderita Bipolar Disorder
Aksi lepas
hijab yang dilakukan oleh Rina Nose mungkin akan mengingatkan kita tentang
peristiwa beberapa tahun silam. Aksi serupa pernah dilakukan oleh Andriani
Marshanda atau yang lebih dikenal dengan Marshanda selepas bercerai dengan
suaminya, Ben Kasyafani. Padahal, saat itu Marshanda sedang menjadi brand ambasador dari sebuah produk
kecantikan yang mengedepankan produk halal dan syar’i. Sebelum menggenakan
hijab ditahun 2009, Chaca begitu sapaan akrabnya, juga pernah menggunggah video
di youtube dengan meluahkan kemarahan
kepada teman-temannya, juga kekecewaan yang mendalam atas perceraian kedua orang tuanya semasa dia
kecil.
Marshanda
mengaku, menumpahkan segala unek-unek yang terpendam akan membuat hatinya lega.
Mood-nya sering berubah-rubah, bahkan
pernah tidak bisa tidur selama dua minggu. Dokter mendiagnosa bahwa Mashanda
mengalami depresi dan gangguan psikologis berupa bipolar disorder.
Bipolar bisa
menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Kebanyakan kasus terjadi
pada dewasa muda usia 20–30 tahun. Bipolar
disorder adalah penyakit psikologis yang ditandai dengan perubahan mood atau alam perasaan yang sangat
ekstrem. Gangguan ini menyebabkan suasana penderita bisa berganti secara
tiba-tiba, yaitu merasa sangat sedit (fase depresi) dan sangat bahagia (mania).
Perubahan itu terjadi secara ektrem, bahkan berdampak pada kecenderungan untuk melakukan
tindakan bunuh diri.
Adalah Sendy
Hadiat, seorang wanita berusia 33 tahun, yang juga mengalami gangguan bipolar disorder. Perempuan bernama asli
Sendy Winduvitri ini telah berhasil keluar dari cengkeraman penyakit yang
dideritanya sejak didiagnosa tahun 2012. Ketika dia tengah berjuang melawan
penyakit ini, pada saat bersamaan keluarga besarnya pindah ke Amerika.
Akibatnya, Sendy kesepian dan merasa sendiri.
Ibarat bom
waktu, masalah demi masalah terus menerpanya. Kepergian sang Papa pada tahun
2015 membuat jiwanya semakin tergoncang. Orang-orang di sekitarnya tak begitu
memahami akan penyakit yang diderita wanita kelahiran tahun 1984 ini. Bahkan, sang suami pun pada mulanya tidak
mengerti akan gangguan bipolar yang dialami Sendy. Tak ingin berlama-lama menderita
penyakit ini, Sendy mulai mencari tahu dan mempelajari segala sesuatu tentang bipolar disorder serta bagaimana cara
berdamai dengan penyakit tersebut.
Pada Juni 2017,
Sendy mulai berobat ke psikiater yang ada di Yogyakarta. Perlahan sang suami
mengerti akan gangguan bipolar yang diderita Sendy. Bahkan, sang suami selalu
menguatkan dan menyemangati dirinya untuk terus berjuang melawan penyakitnya.
Perjalanan melawan penyakit mulai mendekatkan dirinya kepda Sang Pencipta. Kini,
Sendy mulai menjadi pribadi yang matang,
tabah, dan penuh rasa syukur. Ia bisa
menerima bipolar diorder sehingga jiwanya merasa berarti dan bahagia.
Kisah hidupnya
dalam berjuang melawan bipolar dicurahkan dalam sebuah buku yang berjdul Menemukan-Mu dan Menemukannya. Buku ini merupakan
hasil keikutsertaannya dalam Private
Writing Choaching bersama Indscript Creative. Buku yang ditulis dalam dua
hari ini tak hanya berisi kisah hidupnya, tapi juga sarat akan pesan moral.
Buku ini dijual seharga Rp100.000, namun selama masa pre order hingga 7 Desember mendatang, buku ini bisa didapatkan
dengan harga khusus yaitu Rp79.000. Saya
yakin, buku ini sangat dibutuhkan untuk kita yang pada akhirnya harus bisa
memahami sesama, apalagi orang-orang yang berada dalam dilema bipoler disorder.
22 komentar
Mengetahui info ini samgat membantu bila ada teman dan kelg yang mengalami
ReplyDeletePerempuan hebat yang berbagi energi walaupun memiliki penyakit Bipolar.
ReplyDeleteBuku yg menginspirasi,perjuangan yg sungguh-sungguh akan membuahkan hasil
ReplyDeleteTerbayang beratnya menjadi ODB saat orang-orang sekitar tidak mendukung, justru menjafi stressor. Mbak Sendy berhasil melalui ini bahkan bisa menerbitkan buku. Selain hebat, entah kata apalagi untuk mendeskripsikannya.
ReplyDeleteMenulis adalah healing. Kisah mb Sendy sangat menginspirasi. Semoga semakin banyak orang yang memahami apa itu bipolar disorder.
ReplyDeleteInspiring
ReplyDeleteIndpiratif kisahnya..Sendy Hadiat perempuan tangguh yang ingin perempuan lain penyandang bipolar yang lainnya juga sembuh..Salut!
ReplyDeleteMenulis sebagai terapi jiwa. Mungkin apa yang dilakukan mbak sendy bisa menjadi contoh perempuan-perempuan lainnya.
ReplyDeleteInspiratif dan sangat menggugah kesadaran utnuk peduli dengan pengidap bipolar.
ReplyDelete2012-2017 , 5 tahun yang berat tentunya ya. Jangankan penderita, orang terdekat pasti melewatinya dengan bingung. Alhamdulillah sudah sembuh....
ReplyDeleteBipolar justru membuat mbak Sendy makin kuat. Semangatnya luar biasa👍
ReplyDeleteWow perjuangannya👍. Semakin luar biasa karena mba Sendy menghadapinya sebagai ODB.
ReplyDeleteMantap!
ReplyDeleteSemoga dengan terbitnya buku karya Mba Sendy ini banyak sahabat Indonesia yang lebih paham tentang bipolar terutama mereka yang terindikasi gangguan yang sama.
ReplyDeletePerjuangan yang berat menghadapi bipokar ya mbak
ReplyDeleteSebuah kisah ketangguhan yang memang layak dibukukan. Semoga membawa berkah bagi mbak Sendy sekeluarga dan tambahan pengetahuan untuk kita sebagai pembacanya.
ReplyDeleteBetul-betul tsngguh mba Sendy ini.. Masya Allah...
ReplyDeleteBetul-betul tsngguh mba Sendy ini.. Masya Allah...
ReplyDeleteBuku Menemukan-Mu dan Menemukannya pasti sangat menginspirasi dan sarat ilmu.
ReplyDeleteBeruntung Mbak Sendy bisa menemukan masalah yang ada di dalam dirinya. Meskipun tanpa dukungan keluarga, bisa dihadapi dengan dukungan suaminya.
ReplyDeleteMemang mba Sendy perempuan yang tangguh ya, semoga dengan buku ini pembaca dapat terinspirasi. Seorang yang mengalami gangguan perlu dukungan.
ReplyDeletePerjuangan Mba Sendi luar biasa. Bukunya menginspirasi. Barakallah.
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungannya