Bahan dan Wawancara Sandi Hidayat

by - November 23, 2017

Siapakah yang disebut dengan penderita gangguan Bipolar?

Penderita dengan gangguan bipolar atau ODB (Orang Dengan Bipolar) adalah orang yang mengalami gangguan perasaan dengan dua kutub yang berbeda.

Bi~> dua
Polar~> kutub
Bipolar~> dua kutub

Fase yang dialami ada 2, yakni
1. Depresi
2. Mania

Dilihat, dirasakan, dipahami atau disebut Depresi jika:

1. Perasaan mood menurun hampir sepanjang hari.
2. Menurunnya minat dan kesenangan.
3. Penurunan berat badan, nafsu makan.
4. Susah tidur atau kebalikannya tidur terus.
5. Malas gerak atau lebih banyak gerak.
6. Lelah, capek atau hilang energi.
7. Perasaan sensitif, tidak berarti dan rasa bersalah yang berlebihan.
8. Menurunnya konsentrasi berpikir, kefokusan, cara berpikir.
9. Pikiran berulang mengenai kematian. Upaya bunuh diri terus menerus berulang dan bisa direncanakan spesifik.
10. Menutup diri dari lingkungan.
11. Berdiam diri sendiri
12. Tidak berani menghadapi orang.

Dilihat, dirasakan, dipahami atau disebut Mania jika:
1. Kurangnya kebutuhan tidur. Mampu bergadang atau tidak tidur, tidak merasakan kantuk bahkan sampai berhari-hari.
2. Lebih banyak bicara atas tekanan yang ada.
3. Meningkatnya aktivitas atau banyak bergerak.
4. Tinggi akan ide-ide yang kreatif dan inovatif namun tidak berpikir resiko atau cara yang tepat untuk mewujudkannya.
5. Harga diri yang tinggi, merasa terhina, terlecehkan dan sendiri.
6. Perhatian yang mudah beralih kepada hal-hal yang tidak penting atau bahkan gak relevan.
7. Terlibat atau melibatkan pada kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan yang beresiko menyakitkan dirinya sendiri.
Contoh; belanja berlebihan, menyenangkan orang lain dengan caranya, aktivitas seksual yang tidak sesuai, bisnis yang merugikan, dan rasa takut kehilangan atas yang menurutnya penting dan mampu melakukan apa saja karena ketakutannya.

Ini sebagian tanda-tanda siapa orang yang dianggap sebagai penderita gangguan bipolar (ODB).
Kutipan dari beberapa buku serta pengalaman rasakan sendiri oleh mbak Sendy Hadiat.

Beliau adalah salah satu peserta Private Writing Coaching di Indscript, yang berhasil menyusun buku 160 halaman selama 2 hari.

Dalam bukunya beliau bercerita tentang pengalamannya menghadapi "bipolar". Mengapa ia mengalami bipolar hingga bagaimana usaha beliau menghadapinya.

------------


Kisah beliau tertuang dalam buku yang berhasil beliau tuliskan hanya dalam 2 hari



ini materi wawancara saya :

1. Sendy Hadiat nama lengkapnya siapa. Lahir dimana?

• Nama Saya Sendy Winduvitri.. Panggilan saya Sendy. Karena nama papa saya Edi Hadiat jadi saya menyematkan namanya di dalam nama saya menjadi Sendy Hadiat.
Saya lahir di Jakarta 7 Desember 1984, saya anak ketiga dari tiga bersaudara dan perempuan satu2nya.

2. Sejak kapan terindikasi Bipolar dan reaksi awal keluarga, bagaimana?

• Saya dinyatakan Bipolar disorder sejak tahun 2012. Namun saat itu keluarga maupun saya juga tidak paham dengan Bipolar itu apa? Apa penyebabnya. Dan saat itu saya hanya sendiri tinggal di Indonesia, keluarga saya tinggal di Amerika. Kakak pertama saya di Amerika sejak tahun 2002, menyusul Kakak kedua tahun 2005 dan mereka sudah menjadi warga negara Amerika. Tidak lama kemudian tahun 2011 menyusul orangtua saya tinggal disana.
Tahun 2014 akhir Papa dan mama saya liburan di Bali dan kemudian Papa saya meninggal maret 2015 waktu dimana seharusnya Alm Papa kembali ke Amerika.
Sampai waktu itu pun keluarga saya sepertinya tidak memahami betul dengan bipolar bagaimana menghadapi saya sebagai orang dengan bipolar.sehingga tekanan atau apapun yang saya alami masih sama dan tidak ada perubahan.
Ditambah tekanan, cacian, makian serta hujatan dari mantan istri suami saya beserta keluarga nya juga keluarga inti dari suami saya yang dipengaruhi oleh mantan istri suami.

Kemudian tahun 2017 ketika masalah demi masalah meledak seperti bom waktu akibat dari fase mania yang saya alami selama 1 tahun belakangan. Akhirnya saya mencari sendiri arti bipolar, penyebab, pencegahan dan cara mengatasi bipolar.
Saya membaca buku yang sudah sejak tahun 2013 saya membelinya, namun tidak pernah saya baca.
Disitu saya menemukan jelas Bipolar, dan yang sangat bermanfaat saya bertemu dengan psikiater didalam buku itu.
Saya cari alamat dan identitas dokter kejiwaan tersebut sampai saya menjadi pasiennya di Yogyakarta.
Saat ini, saya masih mengkonsumsi obat-obat dari dokter hanya saja dosis dan pemakaiannya hanya ketika saya sangat membutuhkannya.

Sejak bulan Juni 2017, dan suami saya bertemu dengan psikiater tersebut. Alhamdulillah suami menjadi caregiver atau penolong yang membantu saya. Menyemangati dan bekerja sama memberi kekuatan. Suami juga perantara pada keluarga saya yang tidak mengerti dan memahami Bipolar.

Suami dan anak-anak menguatkan saya. Membuat saya menjadi wanita yang berarti untuk hidup mereka.

3. Setelah mengetahui Bipolar, apa yang dilakukan?

• Lebih banyak belajar tentang Bipolar itu sendiri. Memahami, membedakan 2 fase dalam diri saya, menjaga stabilitas ketenangan hati dan pikiran sebelum menjadi stressor yang akan menyulut pemikiran keliru dalam otak.
Menghindari faktor-faktor stressor yang bisa membuat kambuh fase mania dan depresi saya.

4. Bagaimana cara handle kondisi depresi dan maniac?
Terutama dalam posisi saat ini ( menjadi Ibu dari 4 anak)

• Saat ini saya sudah bisa memahami fase mania dan fase depresi.
Sehingga tidak mengalami panic attack yang berlebihan.
Alhamdulillah sejak dahulu, fase mania dan fase depresi tidak berpengaruh kepada urusan pengasuhan anak2.

Namun dahulu saat suami belum menjadi caregiver saya,
saat saya mengalami fase depresi karena stressornya adalah anak2, saya lebih sering menangis dan berdiam diri karena keluhan saya tidak pernah didengar.
Saya lebih sering pergi ke psikolog untuk bercerita dan mengeluarkan sampah di kepala saya.
1 minggu saya bisa ke Psikolog 2 sampai 3 kali karena stressornya anak2 dan mamanya. Namun terusss saja kejadian demi kejadian terjadi.
Hal itupun yang tambah penekanan fase depresi saya.

Saat saya mengalami fase mania karena stressornya anak2 dan mamanya atau mantan istri suami. Saya lebih memilih memasak, membereskan lemari baju anak2 atau membereskan kamar anak2.

5. Apakah sekarang Sendy bahagia?

• Iya, saya sangat bahagia😊🙏🏻.

Hal apa yang membuat bahagia?

• Selama saya hidup 32 tahun 11 bulan 19 hari. Atau kira2 27 tahun segala kejadian demi kejadian saya alami.
Baru tahun ini saya merasakan lega yang luar biasa.

Bahagia ternyata saya bisa menjadi orang, perempuan, wanita, istri serta ibu yang berarti untuk keluarganya.

Tahun ini saya merasakan punya keluarga yang utuh dimana ada satu kesatuan.
Suami yang menjalankan fitrah dan kodratnya, saya sebagai istri, ibuk sekaligus anak perempuan yang terus belajar menjadi wanita sesuai fitrah dan kodratnya.

Tahun ini saya bisa hidup apa adanya, menangis ya menangis. Marah ya marah dan mampu bicara apa adanya tanpa ada rasa ketakutan ditinggalkan, kehilangan karena ternyata hidup saya hanya milik Allah.

Di tahun ini pun, saya benar- benar bahagia karena akhirnya saya bisa mengenal, memahami tentang bipolar.
Cara pencegahannya, mengatasinya fase demi fase sampai saya pada tahap yang lebih stabil.
Saya menerima diri saya sebagai orang dengan bipolar. Menjadi Bipolar memang bukan pilihan saya namun tahun ini saya menerima bahwa Bipolar adalah karunia dari Allah subhana wata'ala kepada saya.
Banyak hal positif yang bisa saya lakukan setelah memahaminya, kalau selama ini hal negatif yang menjadi pelampiasan saya.

Sekalipun saya punya amanah kewajiban yang HARUS saya selesaikan, saya yakin Allah tidak pernah melupakan dan meninggalkan saya.

6. Pesan apa yang apa yang akan disampaikan pada semua ortu?

• Perhatikan dan berilah kasih sayang sesuai porsi dan kapasitasnya sebagai anak sesuai usianya.
Berikan ruang kepada mereka untuk berpikir tentang kehidupan yang semua adalah melalui ketetapan, ketentuan yang menjadi Qadarullah kita.
Siapkan agama dan tauhid kepada sang penciptanya.
Berikan keteladan mereka hanya untuk Allah dan Rasullah Sallallahu waalaihi wassalam saja.

7. Harapan terbesar saat ini?

• Terus belajar dan bermanfaat untuk keluarga, sahabat perempuan juga para anak-anak yang selalu membutuhkan kasih sayang.

Bisa menyelesaikan semua amanah kewajiban sesuai dengan ridho dan jalan Allah.


8.Harapan setelah terbitnya buku?

• Memberikan inspirasi kepada semua sahabat perempuan bahwa keluarga merupakan akar dari semua kehidupan kita. Akar mental dan jiwa.
Kesehatan begitu mahal dan persahabatan yang gak melulu kita dapat dari orang lain, karena sesungguhnya keluarga merupakan sahabat pertama generasi kita.

Memberikan inspirasi jangan ada keraguan, ketakutan atau malu untuk perduli dengan psikologis, mental serta kejiwaan.
Karena mungkin banyak orang yang menyadari namun tidak perduli. Namun malu, manun tidak menerima..
inilah saatnya kita membuka mata hati kita untuk menerima saudara-saudara kita dan sahabat-sahabat perempuan kita bahwa tidak ada yang memalukan karena lemahnya kejiwaan.

Memberikan inspirasi tentang pentingnya menyadari fitrah dan kodrat kita sebagai anak perempuan, sebagai wanita, sebagai istri dan sebagai ibuk.
Sehingga tidak terjadi polemik perselingkuhan, suami menikah lagi atau sebaliknya.
Karena pastinya semua kembali pada kesalahan diri kita sendiri.
Yang akhirnya kita mudah mencaci, memaki, menghina, menghujat bahkan melaknat saudara semuslimah kita atas pilihan dan ketidak perdulian paham kita atas fitrah dan kodrat kita sebagai wanita.

Memberikan inspirasi bahwa poligami bukanlah hal yang salah dan haram.
Semua bisa dikomunikasikan dengan baik dan dengan bahasa Al Quran.
Karena pasti ada hikmah yang baik atas segala kejadian yang Allah berikan dalam setiap episode kehidupan kita.

Menyadarkan bahwa tidak ada rencana yang mengalahkan dari ketetapan, ketentuan Allah subhana wata'ala.

Qadarullah wama syafa A'la..

You May Also Like

1 komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya