Tentang Saya
Assalamualaikum
Perkenalkan, saya Rahayu Asda Putri, keseharian sebagai seorang ibu rumah tangga, sambil mengelola Taman Kanak-Kanak, di Sibukkan dengan mengurus 3 amanah lucu yang Allah titip semoga kelak mereka menjadi penerus agama Allah
Blog ini saya namai Ayam Bakokok dengan filosofi kokokan ayam jantan di Subuh hari, mengajarkan serta mengingatkan saya agar selalu bangun di seprtiga malam guna memberikan waktu khusus pada sang Pencipta
lebih dari tiga tahun blog ini saya buat, namun jarang terisi disebabkan belum ada kesadaran saya kembali menekuni dunia kepenulisan yang dulu pernah saya geluti semasa di kampus,
mengenal nostalgia bersama teman - teman berdiskusi soal kepenulisan, menerbitkan tabloid, mengisi Mading di Masjid Kampus,
sungguh catatan perjalanan itu, takkan pernah terlupakan, juga buku dan catatan yang termbun serta antalogi cerpen bersama adik ipar, semua laksana tumpukan kertas yang menguning
Saya mesti memulai dari awal untuk menulisi segala peristiwa yang mampir, karena itu adalah seketsa kehidupan yang tak lekang karena dinginnya badai
ah rasanya tak pandai saya untuk berkata-kata lagi, mesti mencoba, karena tak ada kata - kata terlambat untuk memulai
Perkenalkan, saya Rahayu Asda Putri, keseharian sebagai seorang ibu rumah tangga, sambil mengelola Taman Kanak-Kanak, di Sibukkan dengan mengurus 3 amanah lucu yang Allah titip semoga kelak mereka menjadi penerus agama Allah
Blog ini saya namai Ayam Bakokok dengan filosofi kokokan ayam jantan di Subuh hari, mengajarkan serta mengingatkan saya agar selalu bangun di seprtiga malam guna memberikan waktu khusus pada sang Pencipta
lebih dari tiga tahun blog ini saya buat, namun jarang terisi disebabkan belum ada kesadaran saya kembali menekuni dunia kepenulisan yang dulu pernah saya geluti semasa di kampus,
mengenal nostalgia bersama teman - teman berdiskusi soal kepenulisan, menerbitkan tabloid, mengisi Mading di Masjid Kampus,
sungguh catatan perjalanan itu, takkan pernah terlupakan, juga buku dan catatan yang termbun serta antalogi cerpen bersama adik ipar, semua laksana tumpukan kertas yang menguning
Saya mesti memulai dari awal untuk menulisi segala peristiwa yang mampir, karena itu adalah seketsa kehidupan yang tak lekang karena dinginnya badai
ah rasanya tak pandai saya untuk berkata-kata lagi, mesti mencoba, karena tak ada kata - kata terlambat untuk memulai
0 komentar
Terima Kasih Atas Kunjungannya