Post Partum, Horor Nggak Sih?

by - June 03, 2018


             
Kata orang, perjuangan seorang Ibu dari sejak hamil, hingga melahirkan itu berat, hanya perempuan yang kuat menjalaninya. Akan tetapi bagi saya, dari semua  drama kehamilan hingga proses persalinan, ada yang tak kalah horornya yaitu postpartum atau bahasa umumnya kondisi para emak setelah selesai melahirkan. Lho kok dikatakan horror, bukankan si emak bakalan senang lihat jabang bayi dah brojol, lalu segala kepayahan yang dirasakan selama hamil sirna sudah. Senang memang, siapa sih yang tak senang melihat chubynya pipi sikecil. Namun karena perubahan hormonal ditambah lagi dengan siIbu harus beradabtasi dengan bayi baru, hal itu menjadikan postpartum terkesan horror.
                Setelah melahirkan, perempuan akan mengalami beberapa perubahan dalam tubuhnya baik fisik maupun psikis, hal itu berlangsung hingga 6 minggu pasca persalinan, menunggu semuanya kembali normal. Perubahan fisik tentunya adalah turunnya berat badan, hal ini disebabkan bayi yang telah lahir, air ketuban yang keluar dan sebagainya. Kemudian Rahim yang membesar semasa kehamilan hingga 500 kali, kini perlahan mulai mengecil ditandai dengan kontraksi dan  menjadi seperti semula sebensar telur ayam. Payudara juga akan membengkak karena Asi akan terisi penuh dan itu membuat sang Ibu merasa kesakitan. Keinginan untuk buang air kecil yang sering dikarenakan produksi ASI yang terus meningkat juga rasa sembelit saat buang air besar.         
                Perubahan lainnya adalah perubahan psikis yaitu perubahan emosioal, hal ini disebabkan hormone yang berubah. Karena perubahan hormon ini, perempuan yang baru saja melahirkan akan merasakan emosional yang meningkat, seperti rasa gelisah, merasa sedih dan menangis, ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan semua itu adalah perpaduan antara keletihan mengurus bayi dengan perubahan hormon yang lebih dikelan gejala “Baby blues”.
Sekitar 70%  hingga  80%,  Seorang Ibu melahirkan akan mengalami gejala “baby Blues’ ini. Dan masih tergolong normal, selama sang ibu masih mau memberikan ASI juga tidak menyakiti sang  bayi. Beberapa hal yang terjadi yang akan dirasakan seorang ibu setelah melahirkan itu yang membuat post partum menjadi horror. Barangkali juga tergantung kondisi masing-masing perempuan. Tergantung ada atau tidaknya keluarga yang mendampingi. Lebh tepatnya lagi dukungan social bagi si Ibu.
Baca Juga : Operasi Ceasar Empat Kali, Mau Tahu rasanya?

Ada yang pasca lahiran, bayi serta urusan cuci mencuci diurus sendiri, ada yang pasca lahiran diurus sama orang tua atau mertua atau banyak keluarga yang mendampingi. Cuma mungkin hohor nya buat yang ngurus sendiri kali yaa. Saya pernah mengunjungi teman yang baru melahirkan dirumah orang tuanya.  Ketika saya datang si teman ini lagi istirahat (tidur), jadi nggak enak ngebanguninya. Karena suaminya temanan dengan suami saya, maka suaminya yang melayani kami dan saya ngobrol dengan ibu dan keluargamya. Saat si teman ini tidur, anaknya bangun dan sedang di timang-timang oleh adiknya, sementara dia bisa leluasa istirahat. Dalam hati “waaah, enak benar ya, si bayi banyak yang ngrurusin”. Orang tuanya juga masih muda, neneknya juga masih ada. Berarti akan banyak tangan lah yang ngebantuin dia mengurus baby newborn.
                Jadi, ceritanya keempat anak saya, dari sejak lahiran semuanya saya yang urus sendiri, kecuali anak kedua, saat itu saya melahirkan di Malaysia ada Ibu mertua yang membantu saya mengurus si kecil hingga berumur 30 hari. Selebihnya saya mengurus sendiri, walaupun setiap kehamilan hingga melahirkan saya stay di rumah orangtua. Ingin rasanya seperti Ibu-Ibu baru yang lahiran dan bisa istirahat  dengan leluasa, atau ketika baby bangun malam, ada anggota keluarga juga yang turut sigap menggendong sikecil. Tapi apalah daya, ibu saya telah berpulang semasa saya kuliah. Namun ketiadaan orang tua, tak mesti membuat kita berkecil hati. Dirumah sudah ada si mbak yang bantu-bantu membersihkan rumah, juga mencuci pakaian bayi.
                Selepas kelahiran anak keempat, tiga hari pemulihan di klinik sayapun pulang kerumah ortu. Tentunya anggota baru bertambah, ada bayi mungil penghuni baru dirumah ayah. Lalu horror post pastum pun di mulai. Beda anak, beda pula tingkah polahnya, mngurus khadijah saya jadi merasa seperti baru pertama mengurus bayi. Anak perempuan memang agak sedikit rewel ketimbang anak lelaki, saat mengurus Adam dan Atqa, saya masih agak santai, karena mereka jarang sekali membuat saya begadang dimalam hari.
               
Khadijah sama seperti Kakaknya Hafidzah, yang suka bangun tengah malam. Dan dengan itu pula membuat saya terjaga sepanjang malam. Kemudian payudara yang bengkak karena ASI, bikin saya selalu meringis manahan sakit setiap sikecil mimik. Nah, saat si kecil mimik, rahim juga ikut kontraksi dan saya merasakan sakit yang luar biasa di perut. Kalau suda begitu saya hanya bisa meringis menahan sakit sambil  mengeluarkan air mata. Melihat saya yang selalu kesakitan saat sikecil mimik, suami menyarankan memberikan susu bantu alas susu formula. Sayak katakan “TIDAK”, Anak –anak saya Full ASI 6 bulan hingga 2 tahun. Lalu mengapa saat ini saya menyerah, biarlah  harus menahan sakit untuk beberapa saat, agar sikecil mendapatkan haknya.
Pasca lahiran adalah masa-masa terberat buat saya menjelang sebulan pasca pemulihan, belum lagi pemulihan pasca operasi dengan luka operasi yang masih nyeri, apalagi ini adalah ceasar keempat tentu kondisi fisik serta pemulihan agak sedikit lambat. Seminggu pasca lahiran, kembali kontrol kedokter untuk membuka jahitan, karena tak tahan dengan nyeri dibagian perut bawah, dokter meresepkan kembali obat anti nyeri. Tapi setelah saya cari info di google tentang obat tersebut, ternyata tidak baik bagi ginjal jika di konsumsi dalam waktu yang lama.
Akan ada banyak hal yang terjadi pada ibu pasca melahirkan. Oleh sebab itu Ibu pasca melahirkan butuh dukungan dari orang-orang terdekat terutama suami. Alhamdulillah sebulan sebelum melahirkan, hingga pasca lahiran suami telah mengurangi  aktifitasnya. Suami yang mengurus saya, memasak dan sebagainya, membuat saya bisa melalui hari-hari terberat setelah melahirkan.  

You May Also Like

13 komentar

  1. Itulah kenapa menjadi Ibu berbalas surga, karena ada banyak pengorbanan yang kita lakukan. Saya aja caesar baru sekali gimana gitu rasanya. Mba udah empat kali,salut. Semoga setiap lelah Allah balas dengan pahala berlimpah. Aamiin.

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah...dipercaya mempunyai 4 putra-putri. Hilang semua horor bila melihat babynya sehat dan tumbuhkembang dengan baik.
    Sehat semua ya Bun...

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah...amanah bertambah.
    Semoga sudah enyah post partumnya horornya ya Mbak...Memang perjuangan Ibu itu sudah menjadi kodrat seorang perempuan. Dan jika kita ingat tidak semua perempuan ditakdirkan memiliki keturunan.

    Sehat-sehat ya Mbak Rahayu:)

    ReplyDelete
  4. Peyuuuuk... Semangat ya Uni. Saya juga dulu SC,dan memang yang terberat itu satu bulan pertama setelah melahirkan, rasanya lelah banget fisik dan psikis. Semoga Allah karuniakan kesehatan untuk semuanya ya Uni...

    ReplyDelete
  5. Kak Ayu, semangat ya melewati masa-masa ini. Dimana adek Khadijah ngajakin begadang dan Ibunya smuanya ngurus sendiri. Alhamdulillah kak Ayu komitmen buat ASI sampe 2 taun. *terharuuu. Semoga Allah mudahkan segala prosesnya, dan kak Ayu selalu sehat sekeluarga. Lekas pulih bekas cesarnya kak Ayu, semoga tidak terjadi masalah lagi. Amin :)
    Sy dlu juga SC jadi bayanginnya ngeri ngeri sedap apalagi kalo udah ke 4X ya. Salam buat dek Khadijah :D

    ReplyDelete
  6. Perjuangan banget ya mbak. Saya sendiri anak kedua ngurus sendiri 100% tanpa yang bantu di rumah juga. Jumpalitan rasanya

    ReplyDelete
  7. Bagian setelah melahirkan memang bisa jadi horor tapi bisa juga sebaliknya. Intinya kalau menurut saya adalah pendampingan dan dukungan dari partner hidup kita atau org terdekat. Sehat2 ya Mbak

    ReplyDelete
  8. Anakku dua-duanya cowok, selalu bangun tiap 2 jam sekali. Alhasil, mamaknya kayak zombie hehehe... Tetap semangat Mba Ayu! you can do it

    ReplyDelete
  9. Kak Ayu... Tetap semangat. Me time itu penting banget buat Ibu hamil, sambil jalan-jalan ke supermarket sebentar hehehe waktu si baby bobog dititipkan sebentar ke abinya.

    Insyaallah sehat selalu yaaa Kakaaaa

    ReplyDelete
  10. Bener banget mba, setelah melahirkan kita membutuhkan keluarga untuk mendukung kita. Terutama suami, perhatian dan kasih sayang dari suami membuat kita lebih semangat walaupun harus mengurus anak sendiri tanpa pengasuh.
    Terima kasih untuk sharingnya mba :)

    ReplyDelete
  11. Melihat caesar 4 kali rasanya jadi senat senut..satu kali saja masih terbanyang suka nyut nyutan...tapi alhamdulillah saya bisa lahir normal setelah SC....keren mba..ngurus bayi sendiri...

    ReplyDelete
  12. Yang pasti ibu post partum butuh pendampingan. Misalpun gak intens, bisa dukungan lewat hp misalnya, rajin2 kontak. Idealnya bantu secara fisik sih. Karena ibu postpartum butuh istirahat cukup

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Kunjungannya