Lho, PMI Kok Tutup ??
images : pixabay |
Ketika kontrol
terakhir, dokter menjadwalkan operasi tanggal 5 atau 6 April 2018. Karena tanggal
tersebut usia kandungan telah 38 week,
karena usia kandunga 38 minggu bayi telah siap dilahirkan. Seperti kehamilan
sebelumnya saat perut sudah mulai besar, saya mulai susah tidur di tambah lagi
pada kehamilan keempat perut sering keram dan semuanya serba tidak nyaman.
Karena merasa gelisah di tambah lagi gerakan bayi yang mulai berkurang, karena worry juga kuatir bayi di perut
berkurang gerakannya, saya menelpon klinik tempat saya kontrol kehamilan. Oleh
bidan saya disuruh segera ke klinik sekalian membawa perlengkaapan melahirkan.
Bersama suami
juga anak-anak, kami meluncur ke klinik Alaza batu lima atas. Karena sabtu sore
tidak ada jadwal dokter praktek. Bidan yang memeriksa deyut jantung bayi dengan
menggunakan fetal monitor.Setelah di hitung sesuai dengan gerakan bayi semuanya oke. Namun
karena saya merasa sudah tak nyaman, kami minta jadwal operasi dimajukan. Ba'da
magrib jumpa dokter, suami minta tanggal 1 April malam senin. Kemudian saya
baru ingat jika hemoglobin saya rendah hanya 9. Dokter suruh cek darah lagi,
hasilnya malah turun jadi 8, Sementara untuk wanita hb normal adalah 11 Saya
minta obat penambah darah, dokter bilang Hb tidak bisa naik dalam hitungan hari
dan beliau menyuruh untuk menyediakan stok dua kantong darah.
Baca Juga :
Di cek darah
kembali oleh bidan untuk memastikan golongan darah saya. Golongan darah saya
B+, bidan klinik menelpon PMI provinsi, ternyata darah B+ kosong. Oleh bidan
malam itu kami disuruh mencari dua orang pendonor dan langsung transfusi di
PMI. Suami langsung menghubungi whatapps group. Alhamdulillah ada yg bersedia
mendonorkan darahnya buat saya. Setelah dapat sampel darah saya. Kami meluncur
ke PMI provinsi Kepri di Batu 8 tepat disamping Rumah Sakit Umum Daerah
Profinsi Kepulauan Riau Ahmad Thabib.
Malam itu,
sesampainya di PMI, suasan lengang, gerbang PMI Provinsi di gembok. Namun lampu
kantornya menyala akan tetapi pintu di tutup. Jika gerbangnya saja di gembok
bagaimana kami akan masuk. Satpam pun tidak tampak berjaga-jaga. Padahal
kantornya di samping rumah sakit. Aneh, jika ada pasien emergency yang butuh
stok darah di malam hari bagaimana?. Anehnya lagi bidan diklinik tadinya
menelpon PMI provinsi dan ada yang menjawab panggilan telpon. Karena tutup oleh
bidan, kami diarahkan ke PMI Kota. Dengan begitu kami harus memutar arah dan
melakukan perjalanan sejauh delapan kilometer.
Malam
itu, ada beberapa hal yang jadi pelajaran buat saya.
Pertama : semasa hamil, benar-benar
memperhatikan vitamin agar hemoglobin darah tidak rendah.
Kedua : Cuma heran saja, kok PMI yang
letaknya tepat disamping rumah sakit bisa tutup, tidak 24 jam buka.
bersambung
4 komentar
Wkwkwkwkw aku baru tau nama alatnya itu fetal monitor..
ReplyDeleteYg diperut kita kayak makai sabuk itu kan mb?
Ikut deg-degan, PMI kok tutup ya?
ReplyDeleteWahh Syukur semua baik-baik aja ya mbak.
ReplyDeleteAtau mungkin karena anak ke-empat, jadi bisa lebih tenang ya
Saya juga heran kok PMI bisa tutup ya, kan yang membutuhkan darah bisa kapan saja tidak mengenal waktu.
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungannya