Operasi Ceasar Empat Kali, Mau Tau Rasanya?
Tak banyak memang perempuan yang
berani hamil dan melahirkan secara sc untuk keempat kalinya, di sini saya akan
berbagi pengalaman dari awal kehamilan hingga melahirkan dengan tindakan
operasi, juga cerita tentang mioma semasa kehamilan.
Berikut catatan masa kehamilan
hingga melahirkan.
Sebulan setelah idul fitri setahun lalu, saat awal tahun ajaran baru dan anak-anak
mulai kembali kesekolah. Saya tidak
mendapatkan haid yang sudah telat beberapa hari. pusing,mual, dan tiba-tiba
saja ada perasaan malas untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah dan
inginnya hanya tidur-tiduran. Terasa ada yang lain, beli test pack, bagun pagi
keesokan hari cek urine, benar positif garis dua.
Perasaan
campur aduk kala itu, ada rasa bahagia
karena Allah telah menitipkan kembali amanah kepada kami, takut dan
khawatir karena mau tidak mau, persalinan nantinya juga harus dengan tindakan
operasi. Sectio Ceasarea untuk keempat kalinya, dengan itu juga sejak tahun
2004 hingga 2018 saya akan masuk keruang operasi untuk keenam kalinya. Mendengar
kata operasi atau pembedahan, terdengar ngeri, tapi bagaimanapun keadaan, saya
harus meyakinkan diri bahwa semuanya itu akan baik-baik saja.
Setelah
positif hamil dengan hasil test pack, saya tidak langsung buru-buru kedokter
kandungan. Hanya periksa tensi kepukesmas dekat rumah sambil jemput anak
sekolah. Cek di pukesmas tensi tinggi, Dokter pukesmas tak berani kasih obat,
karena saya lagi hamil. Sejak awal tahun 2017 saya memang sering sakit kepala
yang luar biasa, rasanya ingin sekali membenturkan kepala kedinding agar sakit
itu segera hilang dan terasa pegal di pundak. Waktu itu cek dipukesmas tekanan
darah saya 150/100. Senewan memang, mau tau rasanya kalau tensi tinggi, rasanya
kepengen makan orang. Halaahh.
Dokter bilang, obat penurun tensi hanya untuk orang yang sudah lanjut usia, seperti
saya yang usia produktif hanya jaga pikiran dan mengatur pola makan juga banyak istirahat. Ha ha,
kalau untuk banyak pikiran, siapa sih
orang yang nggak banyak pikiran, atur pola makan mungkin kurangi garam,
istirahat mungkin juga, intinya jangan sering begadang. (maklum emak-emak penulis, sering jadi kelilawar begadang malam buat
nulis, aslinya nonton HBO wkwkwk). seorang teman menyarankan untuk makan
satu suing bawang putih setiap pagi hari juga buat parutan timun. Alhamdulilah
seminggu reaksinya sudah terasa, dan pikiran serta kepala saya kembali normal.
Dua minggu kemudian, bersama suami pergi kedokter kandungan. Niatnya
mau ke klinik Alaza dibatu 5, cuma karena malam itu pasien full.
Rupaya daftar untuk mengambil nomor antrian harus jam 8 pagi. Suami bilang, sambil jalan pulang, coba cek
dokter di batu empat, mana tahu masih terima pasien. Sambil lewat batu empat,
ternyata praktek dokternya masih menerima pasien. Waktu hamil anak pertama
memang kontrolnya disitu juga. Satu jam lebih juga saya menunggu hingga nama
saya di panggil, tensi agak tinggi juga waktu itu. Ketika membaca riwayat
persalinan dokter nanya, “mengapa waktu melahirkan anak ketiga, tidak langsung
steril,”. Saat akan operasi anak ketiga dokter memanga nyaranin steril, Cuma
suami masih belum izin. Saya bilang juga
saya ada mioama di rahim, dua tahun lalu pernah usg tranvaginal di dokter
Maryam. Pas di usg kehamilan sudah memasuki usia 7 minggu, miomanya masih satu
centi, dokter jelaskan, kehamilan saya beresiko keguguran, karena mioma akan berebut
makanan dengan janin. Resiko lainnya bayi saya akan lahir premature, juga saat
persalinan siap kan kantong darah karena saat mioma diangkat akan terjadi
pendarahan.
Dengar kantong darah, pendarahan langsung lemas seluruh persendian.
Takut, pastilah bukankah penyebab kematian pada ibu bersalin karena pendarahan.
Dalam perjalanan pulang, perasaan saya galau maksimal. Suami bilang, tak usah
kontrol kesana lagi. Gara-gara itu saya nggak bisa tidur, buka laptop tanya
babang gogel, mana tahu ada yang mau berbagi cerita, baca-baca blog orang,
temulah saya kisah ibu hamil dengan mioma, bahwa selama hamil mioma juga akan
terus membesar. Tapi penulis blog cerita jika persalinannya oke dan tidak ada
kendala apalagi pendarahan. Parno saya mulai berkurang dan hati pun agak lega,
nyatanya nggak seseram yang dibayangan.
Sebulan kemudian, saya cek kehamilan ke keklinik Alaza, kontrol dengan
dokter Defri yang membantu persalinan
saya ketiga, lima tahun lalu. Setelah dari dokter Defri, perasaan khwatir jadi
mulai berkurang. Kehamilan saya oke dan tidak ada masalah, resiko pendarahan
dan pecah rahim insyaallah tidak, untuk mengatasinya kata dokter di ikat pembuluh
darah agar tidak terjadi pendarahan.
Awal kehamilan,keluhan yang dirasakan sama seperti keluhan ibu hamil
pada umumnya, pusing, mual dan muntah. Tapi alhamdulilah selama hamil dedek
Khadijah saya tidak ada muntah sama sekali. Rasa pusing dan mual mulai
berkurang ketika sudah masuk minggu ke
16 atau bulan keempat. Namun pada bulan keempat itu juga saya mulai merasakan
nyeri pada jahitan bekas operasi terdahulu. Perut saya juga sering keram/
kontraksi itu sudah terasa di bulan keempat. Kontrol lagi kedokter, katanya
nggak apa, dokter bilang tak apa, saya pun jadi tidak khawatir.
Semua itu berlanjut hingga perut saya mulai membesar, nyeri bekas
jahitan operasi mulai sering terasa. Jika nyeri datang saya bawa istirahat dan
tidur. Kalau sudah kecapeaan atau banyak melakukan aktivitas perut saya mulai
keram. Dokter tetap mengharuskan saya untuk menunggu sampai usai bayi 38
minggu dan menjadwalkan operasi tanggal
5 atau 6 April 2018. Menjelang 38 minggu saya sudah mulai kepayahan. Perut yang
membesar membuat sulit melakukan aktiivtas, tidur juga tak nyaman. Karena
gerakan janin sudah mulai berkurang, saya minta jadwal operasi dimajukan. Ceritanya
bisa dilihat disini.
Minggu tanggal 1 April operasi dijadwalkan suami minta operasinya
malam, katanya ambil berkah malam Senin.
Saya memilih bersalin di klinik dari pada di rumah sakit, dengan pertimbangan
membawa anak-anak untuk nginap diklinik selama saya dirawat. Selesai magrib
saya di telpon oleh bidan untuk segera turun, buat persiapan operasi. Saya
sholat jama’ magrib dan Isya, sebab
operasi akan dimulai jam 20.00 wib. Sebelum masuk keruang operasi, dua orang
bidan melakukan pemeriksaan, tekanan darah, mengambil sample darah untuk
mengecek HIV, hepatitis dan Spilis. Alhamdulillah kesemuanya negativ. Kemudian
bidan mnyuntikan test alergi antibiotic di
tangan kanan, mau tau rasanya, seperti tersengat listrik perihnya luar biasa dan
berlangsung beberapa menit.
Setelah semua persiapan selesai, tepat jam 20.00 wib, saya masuk
keruang operasi. Dalam ruang tersebut ada tiga dokter, satu bidan dan satu
orang asisten anastesi. Sebelum operasi
dilaksanakan, di pasangkan keteter urine, juga suntik bius di punggung, suntik bius
itu sakitnya luar biasa, badan saya dipegang oleh asisten anestesi, disuruh
tarik nafas ketika disuntik, satu, dua kali dicoba masih gagal, hingga ketigga
kalinya disuruh tarik nafas baru disuntik ditempat yang tepat agar obat biusnya
bekerja.
Baca Juga :
Lho, PMI Kok Tutup ??
Melahirkan Ceasar Empat Kali, Mungkinkah?
Baca Juga :
Lho, PMI Kok Tutup ??
Melahirkan Ceasar Empat Kali, Mungkinkah?
Saat operasi berlangsung, saya di buat ngantuk, asisten anestesi bilang
“ibu tidur saja nggak papa”. Beberapa menit kemudian perut terasa seperti
digoncang-goncang, seketika itu terdengar nyaring tangisan bayi. Pukul 20.20
wib bayi perempuan lahir, anak keempat kami lahir dengan berat 3760 gram dan
panjang 52 cm. Pukul 21.00 wib operasi selesai, saya langsung di antar ke kamar
rawat inap. Oleh dokter anastesi, saya sudah di bolehkan minum teh hangat,
namun badan belum boleh miring kiri maupun kanan hingga jam 8 malam keesokan
hari. Alhamdulilah operasi malam itu berjalan lancar.
Catatan
penting selama kehamilan dan persalinan.
- - Apa yang
dikhawatirkan selama hamii dengan berbagai resiko seperti prematur,
pendarahan,pecah rahim , alhamdulilah tidak terjadi.
- - Bayi
Khadija lahir dengan selamat, cukup bulan 38 week dengan berat 3,7 kilogram dan
panjang 52 cm.
- - Menjelang melahirkan,
alhamdulilliah tensi saya kembali normal, yang sebelumnya bikin saya senewen
160/90.
- - Mioama 3
centi pas USG bulan ketiga, sampai melahirkan hilang dengan sendirinya.
- - Saat
oparasi memang sudah stanbay 2 kantong darah karena Hemoglobin rendah 8,4.
- - Hamil anak keempat ini, banyak hal -hal luar biasa yang saya rasakan dimana saya tetap produktif menulis, membuat tutorial template blog dan mengisi training blogging secara online.
***Tulisan ini ditulis ketika usia baby Khadijah berumur 51 hari, kondisi saya sudah fit, sudah bisa berkaktivitas seperti biasa.
6 komentar
Wah salut dengan perjuangan lahiran keempat nya mba Ayu.
ReplyDeleteApalagi masih tetap bisa beraktivitas seperti biasa.
Puji Tuhan semua lancar ya mbak.
Trus.. trus..masih ada rencana anak ke-5?
#Penasaran hihihi
Udah steril mbak glen, dokter ngga izin hamil
DeleteLagi, resiko pelengketan
the power of semesta rahim,
ReplyDeleteLuar biasa perjuangannya, Masya Allah, semoga selalu diberi kesehatan yaa, Mbak
Amiiinm, trimakasih mbak
DeleteKuuh
Waaah...saya 3x melahirkan dg operasi...alhamdulillah dpt 2 anak yg sekarang sudah 29 & 24 tahun, sementara anak pertama sudah diambil yg Kuasa pd usia 5 hari, karena bermasalah dg jantungnya.
ReplyDeleteSalut mba, jadi dpt ilmu buat saya yang baru 2x caesar. Pengin 1 lagi tapi masih maju mundur karena harus operasi lagi.
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungannya