Sterilisasi adalah metode
kontrasepsi permanen yang ditujukan bagi orang yang tidak ingin memiliki anak
kembali.
Metode ini lebin aman dan tingkat
akuratnya 100 persen tanpa efek samping ketimbang kb hormonal seperti pil dan
suntik.
Biasanya dokter hanya menyetujui
orang-orang yang akan di steril dengan riwayat tiga atau empat kali ceasar.
Sudah memiliki anak laki- laki dan perempuan serta usia diatas 30 tahun.
Sterilisasi untuk perempuan
dinamakan tubektomi dengan memotong, menutup, mengikat saluran tuba yaitu
saluran yang menghubungi indung telur dengan rahim, ditutup agar sperma tidak
masuk kedalam rahim supaya tidak terjadi pembuahan.
Setelah melahirkan anak keempat
dan saat konsul jahitan operasi, untuk meyakinkan, saya kembali bertanya, “sudah
disteril kan dok”?
“sudah, sudah diikat dan
dipotong” jawab dokter yang membantu persalinan anak keempat
Kini usia sikecil sudah 3 tahun,
Februari kemarin saya terlambat haid, sehari, dua, tiga hari masih dimaklumi
dan setelah satu minggupun haid juga tak kunjung datang. Saya mulai gamang “apa
jangan-jangan hamil ?” bathin saya bertanya-tanya. Karena selama ini siklus
menstruasi saya selalu lancar dan tidak pernah telat lebih dari satu minggu.
Terbesit niat untuk beli testpack,
Sayapun meluncur ke polindes,
Kata bu bidan, “test disini saja
bu”
Saya bilang, “dirumah saja bu,
besok pagi”
Paginya saat bangun tidur,
sebelum mengambil wudhu, saya test dan hasilnya sungguh diluar dugaan, ada
tanda garis dua berwarna merah pada alat tersebut, berarti saya benar hamil.
Perasaan saya langsung nelangsa, sudah steril mengapa bisa hamil?
Besoknya saya ke bidan dan
menunjukkan hasik testpack,
Bidan bilang, ada yang memang bisa hamil lagi
setelah disteril atau bisa juga penebalan dinding rahim, untuk lebih tahu hasilnya
memang harus ke dokter untuk USG.
Perasaan saya masih fifty-fifty,
karena saya masih belum merasakan apa -apa layaknya orang hamil seperti mual
dan pusing.
Lima hari setelah itu saya ke
dokter kandungan,
Saat ke dokter kandungan hanya
konsul saja, belum bisa di USG saat ini karena akan belum nampak kantong
rahimnya, beliau menyarankan untuk USG transvaginal, namun saya menolak dan
Dokter menyuruh dua minggu lagi
datang untuk USG.
Ada dua kemungkinan, jika terjadi
pembuahan bisa hamil diluar kandungan dan hamil didalam kandungan. Dan jika
terjadi sakit perut yang hebat hingga tidak bisa berjalan maka harus segera ke
UGD karena kemungkinan hamil diluar kandungan tentu akan dilakukan tindakan
operasi, begitu saran beliau.
Dua minggu berlalu, mual dan pusing
mulai saya rasakan. Kembali ke dokter kandungan dapat antrian terakhir, jam 9
malam saya mesuk keruang praktek dan oleh perawat saya langsung disuruh untuk
berbaring, perawat mengoleskan gel keperut saya, lalu dokter mulai melalukukan
USG, maka nampak di layar monitor seukuran tv 21 inchi menempel didinding tepat didepan saya berbaring. Sudah nampak
kantong rahim dan janin yang berukuran 2,29 cm dengan usia kandungan 9 minggu.
Artinya saya fix hamil didalam kandungan.
Dokterpun menjelaskan, mengapa
bisa terjadi pembuahan. Bisa jadi saluran tuba yang di potong dahulu menyatu
kembali, ibarat orang patah tulang yang lama kelamaan tulang akan menyatu
kembali. Namun sayangnya beliau tak bisa banyak memberi penjelasan karena bukan
beliau yang membantu persalinan saya sebelumnya
Ya, saat ini saya sedang di
Sumatera Barat, sementara anak- anak saya sebelumnya lahir di Tanjungpinang.
“Tapi ibu jangan khawatir, ada
dua pasien saya dulunya juga begini”. Ucap beliau menenangkan.
“Saya juga tidak tahu bagaimana
prosesmemotongnya, mungkin tipis khawatir terkena pembuluh darah” ujarnya lagi.
Terlalu banyak
kemungkinan-kemungkinan mengapa bisa terjadi pembuahan. Namun satu kemungkinan
yang tak dapat dipingkiri bahwasannya semuanya adalah kehendak Allah Yang Maha
Kuasa.
Jika Allah berkehendak “Kun
fayakun”
Mohon do’a sahabat semua agar
saya bisa melalui masa-masa kehamilan dan persalinan dengan sehat, lancar dan
bahagia